Penulis
Intisari-Online.com - Polisi sedang memburu pembunuh kanguru setelah 20 ekor hewan itu ditemukan tewas di ujung selatan New South Wales, Australia.
Warga Pantai Tura yang ketakutan terbangun pada hari Minggu pagi dan melihat jalanan perumahan dipenuhi mayat kanguru.
Polisi yakin seorang pengemudi sengaja menabrak kanguru-kanguru malang itu antara pukul 10.30 malam hingga 11.30 malam pada hari Sabtu.
Residen Janine Green, yang menjadi sukarelawan untuk Layanan Informasi, Penyelamatan dan Pendidikan Margasatwa, menggambarkan adegan itu sebagai 'pembantaian'.
Baca Juga: Andaikan Tokoh PKI Bertindak Lebih Cepat, Nasib Yogyakarta Mungkin Akan Menjadi Seperti Ini
Lebih lanjut, dia juga menjaga anak-anak kanguru yang selamat dari amukan maut tersebut.
"Kami meminta semua warga untuk mencari korban kanguru lain di daerah tersebut yang barangkali terluka dan berbaring di semak-semak atau di wilayah kosong lainnya," katanya.
Penduduk lain, Bob Evans, menggambarkan insiden itu sebagai 'kebodohan yang tidak masuk akal.'
Pelaku ini jelas membahayakan tidak hanya untuk populasi kanguru namun juga orang yang tinggal di sekitarnya.
Polisi mengimbau siapa saja yang mungkin memiliki informasi lebih lanjut dapat membantu penyelidikan yang sedang dilakukan pihak berwenang tersebut.
Baca Juga: Bikin Hotel Mewah Bertingkat-tingkat, Tak Disangka Hanya untuk Memuluskan Aksi Pembantaian Pria Ini
Seputar Kanguru
Apakah karena kakinya kepanjangan? Makanya, kanguru berjalan dengan bantuan ekornya.
Lima kaki lebih baik dari empat untuk kanguru. Sebuah penelitian baru menemukan bahwa kanguru menggunakan ekornya sebagai tambahan kaki saat berjalan.
Meskipun kanguru terkenal dengan lompatannya, mereka sebenarnya lebih sering berjalan pada keempat kakinya, termasuk kaki depan mereka yang kecil.
Disebut dengan “pentapedal”, kanguru pun berjalan dengan bantuan ekornya, demikian laporan para peneliti dalam jurnal Biology Letters.
“Ketika kanguru berjalan dengan pentapedal, mereka menghabiskan lebih banyak waktu demikian daripada melompat, mereka menggunakan ekor sama seperti kaki,” kata peneliti Shawn O’Connor, dari Simon Frasier University di Kanada.
Bahkan, kanguru lebih banyak melakukan gerakan dengan ekor mereka seperti yang kita lakukan dengan salah satu kaki kita.
Penelitian yang dilakukan oleh O’Connor ini untuk mempelajari secara rinci bagaimana manusia dan hewan bergerak sebagai upaya untuk membuat kaki palsu dan terapi bagi orang yang mengalami stroke atau cedera yang mengganggu aktivitas mereka.