Find Us On Social Media :

Filosofi ‘Mata Air’ dari Sang Papi untuk BJ Habibie: ‘Jadilah Mata Air yang Memberi Kebaikan Tanpa Pilih-pilih’

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 12 September 2019 | 15:15 WIB

Mami dan anak-anaknya di Bandung.

 

Lantaran tak selalu bisa menemani putranya, Papi mengajari Rudy membaca buku agar bisa mencari jawaban sendiri melalui buku-buku.

Tak lupa disediakan pula kamus.

Pada usia 4 tahun Rudy sudah lancar membaca. Buku-buku kumpulan karya Leonardo Da Vinci dan cerita fiksi ilmiah Jules Verne adalah favoritnya.

Semua buku itu ditulis dalam bahasa Belanda.

Salah satu yang menarik hatinya adalah buku Around the World in Eighty Days (Jules Verne, terbitan tahun 1873).

Suatu hari Rudy diajak ayahnya berjalan-jalan menyusuri hutan dan tiba di sebuah mata air.

“Rud, coba kamu lihat sekeliling. Menurut kamu mengapa semua tanaman di sini bisa tumbuh subur?”

 “Karena dekat air,” jawab Rudy polos. Dia teringat kalau sore hari Mami juga suka repot menyiram tanaman-tanaman di teras rumah.

“Benar, karena itu kamu harus jadi mata air."

"Kalau kamu baik, semua yang ada di sekelilingmu juga akan baik. Kalau kamu kotor semua yang ada di sekitarmu akan mati.”

Pelan-pelan Rudy mulai memahami maksud perkataan Papi.

“Kamu lihat, tanaman di sini, tidak cuma sejenis kan?” ujar Papi.

“Artinya, mata air memberi kebaikan tanpa pilih-pilih.”

Baca Juga: Sebelum Meninggal, BJ Habibie Ingin Bangun Batam Agar Bisa Saingi Singapura