Find Us On Social Media :

'Kamu Bukan Pencekik dari Boston? Aku Kecewa', Kisah Sandy Fawkes, Jurnalis yang Kencani Pumbunuh Berantai yang Mengincar Nyawanya

By Nieko Octavi Septiana, Selasa, 10 September 2019 | 10:30 WIB

Kisah Sandy Fawkes, jurnalis yang kencani pembunuh berantai

Intisari-Online.com - Sandy Fawkes tak mengira pertemuan singkatnya dengan seorang pemuda akan memberi pengalaman luar biasa pada hidupnya.

Pertemuan tak terduga itu berawal ketika Sandy yang bekerja sebagai jurnalis, mengikuti program pelatihan ke Amerika Serikat.

Kala itu, 7 November 1974, Sandy terbang dari Inggris ke Atlanta, Amerika Serikat untuk mewawancarai mantan Wakil Presiden Spiro Agnew di Washington.

Hal itu merupakan salah satu tugas dari masa pelatihan sebuah koran Amerika yang memberikan gaji lebih banyak dari perusahaan tempatnya bekerja di Inggris.

Baca Juga: 15 Tahun Kematian Munir: 5 Fakta Pembunuhan Sang Aktivis HAM, Keterlibatan BIN hingga Diduga Pelaku Masih Berkeliaran

Adapun pelatihan itu diadakan selama satu bulan, dan Sandy harus menetap di Atlanta selama pelatihan berlangsung.

Dilansir dari Mirror (25/8/2019), saat itu, Sandy yang sudah berkepala empat masih lajang dan cantik.

Hingga suatu hari ada seorang pria yang ia temui di sebuah bar.

Pria itu lantas mengajaknya berdansa sambil mengajaknya berbincang santai.

Bahkan keduanya bisa langsung akrab satu sama lain di malam itu.

Pria itu juga menawarkan untuk mengantar Sandy ke tempat-tempat yang ingin dikunjunginya.

Sandy yang mulai nyaman dengan pria muda itu pun menimpali ajakan si pria dengan santai.

"Aku tidak tahu apa-apa tentangmu, bisa saja kamu adalah Pencekik dari Boston," ujar Sandy, seperti dikutip dari Mirror.

Berkat ucapan Sandy itu, keduanya lantas tertawa terbahak-bahak.

"Jadi, kamu benar-benar bukan Pencekik dari Boston, aku sedikit kecewa," ucapnya lagi.

Namun, sepertinya lelucon itu menjadi kenyataan di kemudian hari.

Semuanya dimulai saat ia menerima ajakan pria muda itu untuk jalan-jalan ke Pantai West Palm.

Bukan pembicaraan tentang romansa layaknya pasangan di luar sana, pria itu justru membicarakan tentang kematian.

Baca Juga: 15 Tahun Kematian Munir: Seperti Ini 'Tingkah' Munir Sebelum Jadi Aktivis HAM di Mata Guru dan Temannya