Find Us On Social Media :

Disorot oleh Leonardo DiCaprio, Faktanya TPST Bantargebang Menyimpan 'Bom Waktu' yang Bisa Bikin Warga Jakarta Menderita

By Ade S, Sabtu, 7 September 2019 | 10:30 WIB

Leonardo DiCaprio menyoroti TPST Bantagebang

Intisari-Online.com - Aktor Leonardo DiCaprio yang dikenal sebagai aktivis lingkungan mengunggah sebuah foto yang berasal dari Indonesia.

Sayangnya, foto tersebut tidaklah menggambarkan sebuah kabar positif, apalagi membuat masyarakat Indonesia bangga.

Sebab, Leo justru mengunggah foto Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi.

Dalam foto tersebut nampak dua orang pemulung tengah mengangkat sampah lengkap dengan keranjang sampah di punggung mereka.

Aktor berusia 44 tahun ini juga menyematkan keterangan "pemulung mengumpulkan sampah plastik dari limbah domestik di tempat pembuangan sampah Bantar Gebang yang dekat dengan Jakarta, Indonesia," tulis Leo (sapaan Leonardo).

"Ini dianggap sebagai tempat pembuangan sampah terbesar di dunia," lanjut pemeran Jack di film Titanic ini.

Meski dianggap membantu masyarakat Jakarta dalam mengatasi sampah, sebanarnya Bantargebang menyimpan sebuah 'bom waktu' yang justru dapat membuat masyarakat Jakarta menderita.

Simak penjelasannya berikut ini.

 Baca Juga: Kisah Ati Warga Kampung Bengek yang Bertahan di Tumpukan Sampah, 'Listrik Ambil dari Orang, Kalau Angin Kencang Takut Kebakaran'

Pada awal Agustus lalu, anggota DPRD DKI Bestari Barus menyebut TPST Bantargebang diperkirakan tidak lagi mampu menampung sampah Jakarta pada tahun 2021.

Pada sisi lain Bestari menyebutkan, tahun 2022 kemungkinan baru ada satu ITF yang rampung dibangun, yakni ITF Sunter.

ITF Sunter juga hanya mampu mengolah 2.200 ton sampah per hari, sementara produksi sampah di Jakarta mencapai 7.500 ton per hari.

Bestari mengemukakan, Jakarta kemungkinan akan darurat tempat pengolahan sampah pada 2021.

Baca Juga: Awalnya Terlantar di Tempat Sampah, Jersey Basket Milik Barack Obama Saat Sekolah Dulu Dilelang, Segini Harganya

"Kenapa darurat sampah? Karena ITF-nya mungkin baru jadi satu di 2022. Bantargebang mau tutup dan kapasitas tampung dari ITF itu hanya 2.200 ton. Sampah kita itu 7.500 ton, nah 5.300 tonnya mau ditaruh di mana?" kata Bestari.

Karena persoalan sampah tersebut, saat studi banding ke Surabaya, Bestari pun menyebut akan memboyong Risma ke Jakarta untuk membantu mengatasi permasalahan sampah Ibu Kota. Sebab, Risma dinilainya mampu mengatasi persoalan sampah.

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sudah berulang kali menyatakan kondisi TPST Bantargebang yang diperkirakan tidak bisa lagi menampung sampah Jakarta mulai tiga tahun lagi.

TPST Bantargebang akan penuh lantaran menerima 7.500 ton sampah dari Jakarta per harinya, baik dari sampah rumah tangga atau permukiman, sampah di perkantoran atau restoran, dan sampah di ruang fasilitas umum.

Baca Juga: Agar Timbunan Sampah Plastik Tak Makin Menggunung, Danone-AQUA Perkenalkan Botol 100% Daur Ulang di Jakarta

Jumlah sampah yang berhasil diolah di Bantargebang tak sebanding dengan volume sampah yang diterima per hari.

"Kami hanya memindahkan sampah di Jakarta dan taruh di Bantargebang dan kapasitas akan berkurang. Dikhawatirkan tiga tahun ke depan akan penuh di Bantargebang," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Andono Warih, pada 13 Juni lalu.

Upaya Pemprov DKI

Kepala Unit Tempat Pengelola Sampah Terpadu Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, ada tiga kegiatan strategis daerah (KSD) untuk mengatasi masalah sampah Jakarta.

Baca Juga: Dikirimi Plastik Hingga Popok, Indonesia Kirim Balik 7 Kontainer Sampah Ilegal Ke Hong Kong dan Prancis

 

Pertama, mengurangi sampah di sumber. Kedua, optimalisasi TPST Bantargebang. Ketiga, membangun ITF.

"Itu semua untuk mengantisipasi penuhnya TPST Bantargebang. Jadi, tiga KSD gubernur itu tujuannya untuk mengurangi masuknya sampah ke TPST Bantargebang," kata Asep.

Asep menyampaikan, pengurangan sampah di sumber dilakukan dengan meminta warga Jakarta mengurangi produksi sampah rumah tangga sehingga tak selalu berakhir di Bantargebang.

Cara yang bisa dilakukan warga di antaranya bijak menggunakan kantong plastik, membawa tumbler, membawa tempat makan, dan menggunakan tas ramah lingkungan.

Baca Juga: Hanya dengan Menukar Sampah Plastik di Sekolah Ini, Anak-anak Sudah Bisa Belajar Gratis, Hasilnya Luar Biasa

Selain itu, Pemprov DKI meminta warga mulai sadar untuk memilah jenis sampah untuk didaur ulang.

 

Pemprov DKI juga akan memperbanyak bank sampah dan tempat pembuangan sementara (TPS) untuk reuse, reduce, dan recycle (3R) sampah.

Sementara untuk optimalisasi TPST Bantargebang, cara yang dilakukan adalah mengeruk atau menambang sampah-sampah yang sudah lama menumpuk di sana.

Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan perusahaan semen akan mengolah sampah-sampah itu menjadi energi pengganti batu bara.

Baca Juga: Hadapi Masalah Sampah Plastik, AQUA Luncurkan Kemasan 100% Daur Ulang

Dua cara itu dilakukan sebagai upaya untuk memperpanjang masa pakai TPST Bantargebang sampai ITF di Jakarta selesai dibangun.

"Ini optimalisasi TPST Bantargebang. Kami dituntut untuk bisa bagaimana caranya supaya usia TPST Bantargebang itu bisa diperpanjang, minimal sampai ITF itu terbentuk," ujar Asep.

KSD yang ketiga yakni membangun ITF . Pemprov DKI Jakarta akan membangun empat ITF di Jakarta.

Asep menyebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap empat ITF itu bisa beroperasi semuanya pada 2022.

Baca Juga: Biasanya Tidak Berharga, Sampah Plastik di Kota Ini Justru Bisa Untuk Membeli Seporsi Makanan

"Tahun ini kami sedang bangun ITF Sunter. Kami berharap di 2022 itu bisa operasi. Pesannya Pak Gubernur ke kami juga kalau bisa ITF kedua sampai empat itu bisa juga beroperasi di 2022," ujarnya.

Setelah empat ITF itu beroperasi, TPST Bantargebang rencananya hanya akan dijadikan tempat pembuangan sampah residu yang dihasilkan ITF.

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Aktor Leonardo DiCaprio Kembali Soroti Kondisi TPST Bantargebang" dan "Bom Waktu TPST Bantargebang di Balik Ribut Anies-Bestari-Risma soal Sampah".

Baca Juga: Ditutupi Garam dan Tertimbun Sampah Berisi Kotoran Manusia dan Air Seni, Mayat Wanita Ini Ternyata Sudah 3 Tahun 'Diawetkan' Anak Perempuannya