Find Us On Social Media :

Kisah 3 Siswa SMK yang Dikira Magang, Padahal Dijual Calo ke Perusahaan Kapal hingga Hilang Selama 9 Tahun

By Tatik Ariyani, Kamis, 5 September 2019 | 14:30 WIB

Lucia Martini tunjukkan sertifikat anaknya Ignatius Leyola Andinta Denny Murdani yang hilang kontak saat mengikuti PKL di Bali

Intisari-Online.com - Kejahatan bisa terjadi pada siapa saja, bahkan pada siswa sekolah yang hendak menjalankan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Tiga orang siswa di SMK N 1 Sanden, Bantul, Yogyakarta, berangkat PKL di Pelabuhan Benoa, Bali sekitar 9 tahun lalu.

Namun, 3 orang siswa yang berangkat PKL tersebut sampai sekarang tidak diketahui nasibnya, karena kapal yang ditumpanginya hilang.

Ketiga anak itu yakni Agiel Ramadhan Putra, Ignatius Leyola Andrinta Denny Murdani, dan Ginanjar Nugraha Atmaji.

Berbagai upaya dilakukan orangtua mereka untuk mencari keberadaan anak-anak mereka, sampai akhirnya hanya bisa pasrah dengan keadaan yang dihadapi.

Baca Juga: Raditya Dika Mengaku Idap Autoimun, Dua Hal Berikut Disebut Jadi Pemicu Penyakit Sistem Kekebalan Tubuh Ini

Orangtua Agiel, Riswanto Hadiyasa, menceritakan, berbagai upaya terus dilakukannya untuk mendapatkan kejelasan nasib anak pertamanya itu.

Dia menceritakan, waktu itu Agiel masih kelas 2 SMK dan akan berangkat PKL. Oleh pihak sekolah, Riswanto dan puluhan orangtua siswa lainnya diundang ke sekolah untuk mendapatkan sosialisasi.

Dalam sosialisasi itu, Kepala SMK N 1 Sanden, Ahmad Fuadi menyampaikan bahwa PKL yang resmi sebenarnya dilaksanakan di Pekalongan, Jateng, selama 3 bulan.

Namun akhirnya, PKL dilaksanakan di Tanjung Benoa, Bali, selama 3 bulan, dengan alasan di sana merupakan pelabuhan internasional.

Selain itu, anak-anak akan mendapatkan uang Rp 4 sampai Rp 8 juta.

Baca Juga: Ditemukan 'Rumah Kematian' Sepanjang 12 Meter, Isinya Kapak Perang Viking Terbesar yang Pernah Diketahui