Find Us On Social Media :

Penyu di Tapanuli Disebut Sering Disantap Sebagai Camilan: Ini Bahaya Konsumsi Daging Penyu, Mulai dari Diare Hingga Kematian

By Mentari DP, Kamis, 5 September 2019 | 16:30 WIB

Penyu di Tapanuli disebut sering disantap sebagai camilan.

Intisari-Online.com – Melansir dari nationalgeographic.grid.id pada Rabu (4/9/2019), disebutkan bahwa banyak masyarakat Indonesia yang berburu penyu.

Tujuannya untuk dijual dan dijadikan santapan.

Bahkan di kawasan Pantai Barat Sumatera tepatnya Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara (Sumut), satwa langka ini kerap dijadikan tambul, kue yang dihidangkan sebagai pendamping minuman tradisional tuak.

Padahal disebutkan bahwa Indonesia merupakan rumah bagi 6 dari 7 spesies penyu di dunia dan semuanya tersebar di berbagai perairan di Nusantara.

Baca Juga: Kasus ART Tewas Digigit Anjing Majikan: Benarkah Pemilik Anjing Harus Bertanggung Jawab Jika Anjingnya Gigit Orang Lain?

Ada banyak alasan mengapa penyu dilarang diburu apalagi dikonsumsi.

Selain masuk dalam daftar hewan langka yang dilindungi, ada bahaya yang mengancam kita jika kita mengonsumsi penyu.

Walau faktanya, di benua Amerika, khususnya Amerika Utara dan Tengah, daging dan telur penyu kerap dimakan penduduk setempat.

Hanya saja, menurut penelitian ilmiah dari Columbia University, ada beberapa infeksi mematikan dalam daging penyu.

Dilansir dari Sciencenews pada tahun 2018 silam, daging penyu diduga mengandung bakteri salmonella yang dapat menyebabkan sakit kepala, muntah-muntah, dan diare.

Kandungan bakteri tersebut ditemukan oleh peneliti dalam kasus infeksi yang menyerang 36 orang suku Aborigin Australia pada tahun 1999.

Sebanyak 60% korban mengaku mengonsumsi daging penyu hijau setiap hari sebelum mereka jatuh sakit.

Baca Juga: Kasus Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang: 2 Sopir Truk Jadi Tersangka, Ini Pelanggaran Mereka