Penulis
Intisari-Online.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah mengingatkan masyarakat untuk tak melakukan aktivitas yang membahayakan.
Salah satunya yakni untuk selfie di sekitar rel kereta api atau saat kereta api melintas.
Aktivitas seperti ini tak hanya berbahaya namun berpotensi melanggar ketentuan undang-undang.
Manager Humas Daerah Operasional VI Yogyakarta Eko Budiyanto mengatarakan, larangan soal ini kembali diingatkan karena banyaknya korban yang jatuh akibat aktivitas di sekitar perlintasan kereta.
Terutama berswafoto dengan latar kereta yang datang dan melaju kencang.
“Kalau selfie itu bukannya ada kereta datang menjauh, tapi malah mendekati supaya momen gambarnya bagus, dan justru itu yang membahayakan,” kata Eko kepada Kompas.com, Senin (2/9/2019) siang.
“Di era saat ini, ketika HP marak, orang bisa selfie membuat film pendek atau action, banyak saudara kita yang mengabaikan risiko,” lanjut dia.
Menurut Eko, mereka yang melakukan aktivitas ini biasanya melakukan secara diam-diam dan tidak meminta izin kepada pihak PT KAI.
Jika pihak PT KAI mengetahui hal ini, mereka yang melanggar peraturan bisa diamankan oleh pihak PT KAI untuk diberikan penjelasan.
“Kalau sanksi itu biasanya kami pegang orang yang ada di rel itu. Kalau dia main lempar batu, ya kami tangkap dia. Terus kalau anak-anak, orangtuanya kami panggil untuk mempertanggungjawabkan kalau sampai ada kerusakan,” jelas Eko.
Ia mengingatkan, aktivitas seperti ini salah satunya melanggar Pasal 199 UU Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian.
“Setiap orang yang berada di ruang manfaat jalan kereta api, menyeret barang di atas atau melintasi jalur kereta api tanpa hak, dan menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain selain untuk angkutan kereta api yang dapat mengganggu perjalanan kereta api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 181 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp15.000.000,00 (lima belas juta rupiah)”.
Aturan hukum lain yakni Pasal 167 Ayat (1) KUHP Pasal 167 dengan ancaman hukuman denda maksimal 9 bulan atau denda sebanyak Rp 4.500.
Meski sudah ada sejak dulu, namun peraturan ini banyak tidak diketahui atau diabaikan oleh masyarakat hingga akhirnya PT Kereta Api Indonesia Daops VI Yogyakarta memasang papan peringatan di sekitar area perlintasan.
Larangan ini berlaku tidak hanya untuk wilayah Daop VI, melainkan secara nasional karena dasar hukumnya UU dan KUHP.
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Humas PT KAI Edi Kuswoyo. “(Benar) berlaku untuk semuanya,” jawab Edi singkat saat dihubungi secara terpisah, Senin (2/9/2019) siang.
Standar operasi kereta api
Baca Juga: Kisah Mengerikan di Balik Temuan Kapal Karam, Konon Penumpangnya Saling Makan demi Bertahan Hidup
Sesuai dengan standar operasi yang diterapkan di PT KAI, setiap masinis pasti akan membunyikan klakson jika mendekati lokasi yang banyak dilintasi pengguna jalan.
“Masinis itu jika ada orang yang melintas pasti membunyikan semboyan 35 atau klakson supaya orang yang berada di rel menghindar,” ujar Eko.
Selain itu, Eko menjelaskan, masinis di atas lokomotif tidak dapat mengetahui apakah terdapat orang yang ada di sekitar kereta karena dia konsentrasi pada perjalanan kereta yang dikemudikannya.
“Sehingga korban selfie biasanya ditemukan oleh orang atau petugas KA yang tengah melakukan aktivitas pemeriksaan jalan rel kemudian lapor ke pihak yang berwajib,” ujar dia.
Baca Juga: Kumpulkan Telur, Seorang Wanita Tewas Dipatuk Ayam di Kandang Halaman Belakang Rumahnya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ingat, Selfie di Sekitar Rel Kereta Api Dilarang dan Ada Ancaman Pidananya!"