Find Us On Social Media :

Viral Obat Kanker Bajakah: Faktanya Ketidakberuntunganlah yang Jadi Faktor Utama Seseorang Mengidap Kanker, Bukan Gaya Hidup atau Makanan

By Ade S, Jumat, 16 Agustus 2019 | 06:30 WIB

 

Intisari-Online.com - Nama tumbuhan bajakah seolah menjadi 'primadona' baru bagi mereka yang sedang berupaya sembuh dari kanker.

Sejak ditemukan oleh tiga siswa SMAN 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah, tumbuhan ini menjadi sorotan masyarakat karena terbukti secara ilmiah mampu obati kanker.

Hasil peneltian tentang manfaat bajakah ini pula yang mengantarkan ketiga siswa ini meraih gelar juara dunia di ajang World Invention Creativity Olympic (WICO) di Seoul, Korea Selatan, di bidang sains.

Klaim mengenai manfaat bajakah untuk obati kanker juga diakui oleh Peneliti dari Universitas Lambung Mangkurat Eko Suhartanto.

Baca Juga: Tak Perlu Jauh-jauh ke Kalimantan Demi Bajakah, Obat Kanker Ada di Dapur Anda dalam Wujud Kunyit, Ini Cara Mengolahnya Menurut Pakar!

Penemuan bajakah ini begitu menjadi perhatian, sebab, banyak orang yang merasa kanker itu takdir yang tak bisa dicegah.

Apalagi, cukup banyak kisah orang yang mengidap kanker meski dirinya sudah menjalani gaya hidup yang sehat termasuk menjaga pola makan.

Hal ini sendir sebenarnya sejala dengan sebuah penelitian yang menemukan bahwa pada dasarnya faktor utama seseorang terkena kanker bukanlah gaya hidupnya, melainkan ketidakberuntungan.

Kok, bisa? Berikut ini penjelasannya.

Baca Juga: Tak Hanya Bajakah Asal Kalimantan, 7 Tanaman Ini Diklaim Bisa Jadi Obat Kanker, Termasuk Daun Belalai Gajah

Sebagian besar makanan Anda adalah sayur dan buah. Anda juga berolahraga rutin, tak pernah lupa menggunakan tabir surya, menjauhi rokok dan alkohol.

Anda selalu berusaha menjalankan pola hidup sehat, karena Anda tahu itu dapat menjadi penangkal kanker.

Tapi, penelitian yang dilakukan John Hopkins University menemukan, dua pertiga kasus kanker pada orang dewasa dipicu mutasi gen yang menyerang orang secara acak, dan akhirnya menimbulkan tumor.

Dengan kata lain, kasus tumor terbanyak adalah karena faktor ketidakberuntungan.

Penelitian ini dimulai dari keingintahuan peneliti mengapa ada jaringan tubuh, misalnya di usus kecil dan pankreas yang memiliki risiko kanker lebih tinggi dibanding yang lainnya.

Jadi mereka melacak jumlah divisi sel induk yang ada di 31 jenis jaringan, membandingkannya dengan risiko kanker sepanjang hidup di jaringan yang sama.

Kesimpulan yang mereka dapatkan adalah semakin tinggi jumlah pembelahan sel jaringan, semakin tinggi tingkat risiko kanker.

"Studi kami menunjukkan bahwa secara umum, perubahan dalam jumlah pembelahan sel induk di suatu jenis jaringan sangat berkorelasi dengan perubahan dalam kejadian kanker pada jaringan yang sama," kata penyelidik studi Bert Vogelstein, M.D., profesor onkologi Johns Hopkins University School of Medicine.

Artinya, semakin banyak pembelahan sel yang terjadi , semakin besar terjadi risiko mutasi acak dan semakin ganas perkembangan kanker.

Baca Juga: Obat Kanker Ditemukan di Belantara Kalimantan, Ini Seputar Mengenai Tumbuhan 'Mistis' Bajakah yang Curi Perhatian

Jadi, apakah ini berarti kita tak perlu menerapkan pola hidup sehat? Tidak demikian.

Meski ada 22 jenis kanker sangat berhubungan dengan faktor mutasi gen, ada sembilan jenis lainnya yang lebih terkait oleh pola hidup.

Sembilan jenis kanker itu di antaranya adalah, kanker kulit, leher, kepala, kolon dan rektum (usus besar dan anus), dan kanker paru-paru.

Kesembilan jenis kanker tersebut, selain berkaitan erat dengan pola hidup, juga ada hubungannya dengan faktor keturunan.

Karena itu, pemeriksaan kesehatan secara rutin sangat diperlukan untuk dapat mendeteksi keberadaan kanker sejak dini, sebelum berkembang membahayakan nyawa.

Hal lainnya yang perlu dipahami adalah, kalimat mutasi gen secara acak bukan berarti benar-benar secara acak.

Sebaliknya, kanker mungkin timbul sebagai akibat dari faktor gaya hidup.

"Angka mutasi lebih tinggi pada mereka yang terpapar racun karena gaya hidup serampangan, dan lebih rendah pada mereka yang konsekuen melakukan pola hidup sehat," jelas David Katz, M.D., M.P.H, direktur Yale University Prevention Research Center.

Studi menunjukkan, pemicu gen kanker menjadi tidak aktif dan penekan gen kanker menjadi aktif pada mereka yang berpola hidup sehat.

Baca Juga: Tak Hanya Manusia, Ternyata Orangutan Pun Merasakan Manfaat Bajakah, Tanaman Penyembuh Kanker dari Kalimantan Tengah

Kesimpulannya, kanker adalah hasil gabungan berbagai faktor seperti genetik, lingkungan, dan mutasi gen secara acak, kutip John Hopkins.

Karena ada beberapa jenis kanker yang menawarkan peluang lebih besar bagi Anda untuk mengurangi faktor risiko genetik, menjalankan pola hidup sehat merupakan langkah yang sangat bijak.

Mulailah membatasi konsumsi daging, perbanyak sayur dan buah segar, rutin berolahraga, antisipasi sinar UV matahari dengan tabir surya dan jauhi rokok, saran American Cancer Society.

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Faktor Tak Terduga Penyebab Kanker".

Baca Juga: Tidak Hanya Bajakah dan Tanaman Herbal Lain, Ternyata Tulang Rawan Hiu Sudah Sejak Dulu Diklaim Bisa Sembuhkan Kanker