Dunia Belum Temukan Obatnya, 2 Siswi SMA Asal Kalimantan Ini Temukan Tanaman Rahasia Penyembuh Kanker

Tatik Ariyani

Penulis

Secara pasti obat kanker memang belum ditemukan, pasalnya perawatan bagi penderita kanker meliputi radiasi, operasi, kemoterapi, ataupun transplantasi

Intisari-online.com - Mungkin judul di atas terkesan berlebihan. Tapi, faktanya ada. Dua orang siswi SMA berhasil membawa karya ilmiahnya untuk dibuktikan di tingkat dunia.

Mereka menemukan tumbuhan yang bisa menyembuhkan total penyakit pembunuh nomor satu di dunia, kanker!

Ya, secara pasti obat kanker memang belum ditemukan, pasalnya perawatan bagi penderita kanker meliputiradiasi, operasi, kemoterapi, ataupun transplantasi, sedangkan obatnya secara tidak pasti belum ditemukan.

Pertama kali menerima informasi ini, saya setengah percaya. Kenapa? Barangkali sama seperti yang ada di benak pembaca sekalian, apa iya???

Saya pun melakukan penelusuran awal.

Baca Juga: Bukti Penaklukan Babilonia Atas Yerusalem Ditemukan di Gunung Zion, Saat Penduduk Menderita dan Kelaparan Berkepanjangan

Informasi saya dapatkan dari Jurnalis KompasTV di Palangka Raya Kalimantan Tengah, Kurnia Tarigan. Ternyata informasi yang saya terima betul adanya.

Ada 2 siswi SMAN 2 Palangka Raya yang baru dua pekan lalu menerima penghargaan atas karya ilmiahnya menemukan tumbuhan penyembuh kanker, sekali lagi penyembuh, bukan meringankan, melainkan menghilangkan sel kanker yang ganas sekalipun.

Sekolah dan guru menolak wawancara??

Namun, ada satu masalah yang menghalangi publikasi atas temuan ini. Pihak sekolah dan guru keberatan untuk diwawancara.

Baca Juga: Ternyata Gangguan Prostat Bisa Mengintai Sepanjang Usia

Mereka khawatir akan ada eksploitasi besar-besaran atas hutan di Kalimantan Tengah jika informasi ini tersebar.

Tim AIMAN berusaha meyakinkan bahwa publikasi atas temuan ini bertujuan untuk memberi manfaat bagi umat manusia.

Syukurlah, kami berhasil meyakinkan pihak sekolah dan para guru.

Saya bersama tim AIMAN segera bergegas menuju kota yang pernah disebut Bung Karno akan menjadi Ibu Kota RI tahun 60-an silam.

Baca Juga: Idul Adha Berakhir Bentrokan, Ketika Kelompok Muslim Palestina dan Israel Berebut Tempat Ibadah

Setelah mendarat di kota ini, saya segera meluncur menuju ke SMA yang berada di tengah kota.

Saya langsung menuju laboratorium sekolah untuk melihat bagaimana bentuk tumbuhan yang diganjar medali emas pada kompetisi Life Science di Seoul, Korea Selatan pada 25 Juli 2019 lalu.

Saya melihat sepintas hanya batang atau mirip akar pohon biasa. Tak ada yang istimewa.

Tetapi berdasar hasil uji Laboratorium yang dilakukan di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tumbuhan ini memiliki kandungan anti-oksidan ribuan kali lipat dari yang jenis tumbuhan lain yang pernah ditemukan. ?

Baca Juga: Hasil Penelitian Future Health Index 2019, Pentingnya Teknologi Digital bagi Dokter dan Pasien

Saya menanyakan apa nama tumbuhan ini?

Bajakah! Begitu orang menyebut tumbuhan ini.

Masuk ke hutanTumbuhan ini hanya hidup di hutan. Untuk mendapatkannya, kita harus masuk ke bagian dalam hutan.

Tak puas di laboratorium, saya bergegas menuju ke hutan yang berjarak sekitar 2 jam perjalanan dari Kota Palangka Raya.

Saya diantar oleh seorang guru dan juga 2 siswi penerima penghargaan.

Baca Juga: Utang Boleh Saja Asal Ingat Dulu Jumlah Pendapatan

Sang Guru memberi catatan, saya tak boleh memberi tahu di mana hutan itu berada!??

Setelah melewati jalur Trans Kalimantan, saya dan tim AIMAN mulai masuk ke dalam hutan menggunakan mobil.

Beberapa menit perjalanan di dalam hutan, kami tiba di lokasi yang tidak bisa lagi dilalui mobil.

Kami pun turun berjalan kaki selama beberapa menit dan tiba di sebuah tempat di tengah hutan di antara lahan gambut dengan airnya yang berwarna khas, coklat namun jernih, mirip warna minuman ringan ternama.

Baca Juga: Memilukan, Seorang Pria Tak Bersalah Digantung Kakinya Kemudian Dicambuki, Ini Kenyataan di Baliknya

Di sinilah saya pertama kali melihat dan menemukan pohon yang dikatakan langka ini. Lagi-lagi sepintas pohon ini seperti pohon biasa, sulit membedakannya dengan tanaman lain.

Bedanya, pohon ini tumbuh dengan cara merambat meski memiliki batang yang kuat dan cukup besar.

Ia bisa merambat pada ketinggian 5 meter lebih hingga ke puncak pohon lain yang dirambatinya.

Akarnya menghujam di dasar aliran air lahan gambut.

Satu hal lagi yang saya dapatkan, tumbuhan ini hanya hidup di lokasi rimbun di mana sinar matahari tak banyak masuk, tertutup rimbunnya hutan.

Baca Juga: Tampil Pede Tanpa Ketombe, Gunakan Cairan 'Ajaib' Ini untuk Hilangkan Serpihan Putih Bandel di Kepala

Awal penemuanBagaimanakah kisah awal penemuan khasiat tumbuhan ini?

Adalah Daldin warga suku dayak asli di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, yang menyampaikan pertama kali. Ia pula yang memberi nama tumbuhan ini.

Kisahnya bermula pada sekitar tahun 1970-1980-an. Di kurun waktu itu, Ibunda Daldin menderita kanker payudara. Menurut dokter, levelnya sudah stadium 4.

Saat itulah ayah Daldin pergi ke hutan dan mencari tumbuhan ini untuk kemudian direbus dan airnya diberikan kepada sang istri.

Baca Juga: Anaknya Idap Autisme dan Kanker Hingga Tak Sempat Urus Rumah, Seorang Ibu Dapat Pesan Tak Berperasaan dari Tetangganya

Kondisi ibu Daldin saat itu sangat memprihatiankan. Sejumlah bagian tubuhnya yang terkena kanker bahkan sudah mengeluarkan nanah.

Namun sepekan meminum rebusan tumbuhan itu, perubahan mulai tampak. Luka pada payudara sang ibu membaik. Sebulan setelahnya, luka tersebut sembuh total.

Ibunda Daldin kini sehat walafiat. Dokter menyatakan bahwa Kanker yang sebelumnya menggerogoti sang ibu telah hilang sepenuhnya.

Program AIMAN yang tayang Senin 12/8/2019 pukul 8 malam di KompasTV, akan menayangkan wawancara lengkapnya.??

Bagaimanapun ini adalah sebuah awal. Kesembuhan pada penyakit apa pun adalah karunia Tuhan Yang Maha Kuasa, melalui perantaraan makhluk-Nya, bisa alam maupun manusia.

Oleh karenanya, tak berlebihan jika temuan 2 siswi SMA ini ditindaklanjuti untuk kemanfaatan umat manusia, tanpa harus merusak alam.??

Laporan Lapangan Wartawan Kompas TVAiman Witjaksono..

Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul"Siswa SMA di Kalimantan Tengah Jadi Juara Dunia Penyembuh Kanker"

Artikel Terkait