Mau Diet Bebas Gluten? BIsa Ganti Nasi dan Roti dengan Sorgum

T. Tjahjo Widyasmoro

Penulis

Jika Anda hendak mencoba diet gluten free, sorgum dan tepung sorgum bisa menjadi alternatif nasi dan tepung terigu.

Tren gluten free diet masih ramai dilakukan, terutama di negara maju.

Tren konsumsi ini menguak bahwa terlalu banyak makan dari bahan makanan bergluten tidak baik buat kesehatan.

Salah satu risikonya adalah timbulnya celiac disease.

Dikutip dari WebMD, celiac disease merupakan penyakit autoimun yang terjadi akibat mengonsumsi gluten.

Orang dengan penyakit ini memiliki sistem kekebalan tubuh yang akan bereaksi setelah mengonsumsi gluten.

Reaksinya dapat merusak lapisan usus halus dan menghambat penyerapan nutrisi dengan baik.

Penanganan utamanya yakni dengan diet bebas gluten ketat, yang dapat membantu mengelola gejala dan mempercepat pemulihan usus.

Baca Juga: Mengenal Tren Bebas Gluten, Baik dan Buruknya untuk Kesehatan Kita

Alternatif nasi yang bergizi tinggi

Gluten banyak ditemui di padi-padian, serealia, dan gandum.

Gluten berperan sebagai lem yang membantu menjaga makanan tetap menempel dan menjaga bentuk makanan.

Bentuknya yang menyerupai lem ini membuat adonan elastis, dan memberikan kemampuan untuk roti mengembang saat dipanggang, serta memberikan tekstur kenyal.

Itulah mengapa tekstur nasi sedikit lengket dan kenyal.

Begitupun dengan adonan terigu dan roti dari gandum.

Beberapa orang mengalami celiac disease, alergi gandum, dan irritable bowel syndrome, terkadang diresepkan dokter untuk tidak makan bahan makanan bergluten.

Jika Anda tertarik untuk menjalani pola makan bebas gluten, sorgum dan tepung sorgum bisa menjadi alternatif nasi dan tepung terigu.

Baca Juga: Banyak Ketombe Adalah 1 Dari 9 Tanda Alergi Glute

Penelitian Balai Pengkajian Teknologi Pangan Bali menemukan, sorgum punya angka indeks glikemik rendah jika dibandingkan serealia yang lain.

Dengan demikian, konsumsi sorgum tidak serta-merta melonjakkan kadar gula dalam darah, sehingga ramah untuk pasien diabetes.

Biji sorgum mengandung tiga jenis karbohidrat yaitu, pati, gula terlarut, dan serat.

Kandungan gula terlarut pada sorgum terdiri dari sukrosa, glukosa, fruktosa dan maltosa.

Sorgum juga mengandung serat tidak larut air atau serat kasar dan serat pangan, masing-masing sebesar 6,5% - 7,9% dan 1,1% - 1,23%.

Kandungan protein pun berimbang dengan jagung, di mana kandungan protein sorgum adalah sebesar 10,11% sedangkan jagung 11,02%.

Sorgum memiliki kadar senyawa fungsional fenol, yaitu tanin, dengan kadar cukup tinggi, sekitar 6%.

Beberapa senyawa fenolik sorgum ini memiliki aktivitas anti oksidan dan anti tumor.

Senyawa fenolik sorgum juga dapat menghambat perkembangan virus, sehingga bermanfaat bagi penderita penyakit kanker, jantung, dan HIV-1.

Tidak kenyal, tapi enak

Selain diolah seperti menanak beras menjadi nasi, sorgum dapat dibuat jadi kue kering, cake, dan mie kering.

Karena sorgum dan tepung sorgum tidak selengket bahan makanan bergluten, teksturnya lebih rapuh daripada kue kering dan cake berbahan terigu, namun tidak kalah enaknya.

Di Bali contohnya, masyarakat biasa mengolah biji sorgum menjadi tepung sorgum untuk dijadikan jajanan khas Bali.

Jajanan dan aneka makanan dibuat sendiri untuk keperluan adat.

Ini juga menjadi salah satu alasan yang mendorong adanya budidaya sorgum di Pulau Dewata ini.

Kebun sorgum yang cantik bisa dikunjungi di Desa Tiga, Bangli, Bali dan di Flores Timur.

Artikel Terkait