Find Us On Social Media :

Suka dan Duka Para Prajurit TNI yang ‘Berperang’ Melawan Kebakaran Hutan, Makan Seadanya dan Sulit Berkomunikasi dengan Keluarganya

By Mentari DP, Senin, 5 Agustus 2019 | 10:30 WIB

Suka dan duka para Prajurit TNI yang ‘berperang’ melawan kebakaran hutan.

 

Imam mengaku, sudah empat hari ikut berjibaku memadamkan api. Pergi pagi pulang sore menjelang malam.

"Kami di sini ngecamp. Kalau ke titik api naik speedboat yang diperbantukan dari perusahaan PT RAPP (Riau Andalan Pulp and Paper). Jaraknya sekitar dua sampai tiga kilometer lewati kanal," ujar Imam.

Kalau sudah berada di lokasi, dia dan rekannya mengaku fokus melawan api dan asap. Tidak sempat memikirkan hal yang lain lagi.

Bahkan, selama berada di hutan, Imam mengaku sangat terbatas berkomunikasi dengan istri dan anak-anaknya.

"Di sini susah sekali sinyal. Kadang mau nelepon istri dan anak-anak di Pekanbaru, karena rindu," ungkap Imam.

Waktu menghubungi anak dan istri hanya bisa dilakukan pada malam hari, sambil beristirahat. Karena siang hari sibuk memadamkan api.

"Kalau mau nelepon pas malamnya saja. Tapi, harus mutar-mutar di sekitar camp cari sinyal dulu. Itu pun putus-putus. Tapi, enggak sampai panjat pohonlah," tutur Imam.

Suka duka harus dinikmati oleh Imam, dan juga rekannya yang lain. Karena sudah menjadi tugasnya untuk membantu memadamkan api karhutla.

Selain itu, Imam juga mengaku kesulitan memadamkan api, karena kebakaran sudah meluas dan titik api menyebar.

Ditambah lagi asap tebal di lokasi. Bahkan, untuk menjangkau titik api, dia dan rekannya harus berjalan kaki dua kilometer menggendong air di dalam tangki pompa air manual.

"Titik api ada yang di dekat kanal, tapi ada pula yang jauh. Di lokasi juga pengap karena asap tebal. Saya pas awal masuk sempat pusing dan mual," kata Imam.

Baca Juga: 'Latihan Terakhir di Paskibra...', Tulis Aurellia Qurrota Ain, Paskibraka yang Meninggal Dunia di Diary Merah Putihnya