Mereka menawarkan, gagasan donor tubuh untuk digunakan dalam penelitian, demi menyelamatkan kehidupan banyak orang.
Para pialang itu akan membayar uang rujukan sekitar 300 hingga 1.400 dollar AS (sekitar Rp4-19juta).
Ironisnya, mereka anggota keluarga yang mau, juga melakukan penipuan pada anggota keluarga lain.
Misalnya mengganti abu almarhum dengan pasir untuk menyerahkannya pada keluarga.
Seperti yang kita ketahui, banyak mayat ternyata berakhir di pasar broker.
Sebuah kasus misalnya, seorang pria mengaku menyumbangkan tubuh keluarganya lantaran tak sanggup membayar pemakaman atau kremasi.
Maka mereka menawarkan kremasi parsial gratis pada anggota dengan menyumbangkan tubuh jenazah yang mereka cintai.
Reuters mengonfirmasi tulang belakang yang mereka beli, digunakan untuk tes DNA, untuk mengidentifikasinya.
Para wartawan yang menerima kotak itu di kantor hanya menyiapkan penyelidikan, dan kemudian diserahkan pada ahli mayat dan mengakutnya ke program anatomi di Universitas Minnesota.