Penulis
Intisari-Online.com - Jumat (2/8/2019) pukul 19:03 WIB, terjadi gempa berkekuatan 7,4 skala richter di Barat Daya Banten yang berpotensi tsunami.Guncangan terasa hingga di Bengkulu, Jawa Barat, Lampung, hingga Jawa Tengah.
Dilansir dari rilis pers BMKG, peringatan tsunami dirilis untuk kawasan Banten, Bengkulu, Jawa Barat, dan Lampung.
Pusat gempa terjadi di 7.54 LS, 104.58 BT, atau 147 km sebelah barat daya Sumur di Banten. Episentrum berada di kedalaman 10 Km.
Hingga pagi ini dilaporkan bahwa gempa mengakibatkan sejumlah kerusakan, termasuk 15 unit rumah di Sukabumi.
Dilansir dari Kompas.com, dari 15 rumah tersebut, 1 mengalami rusak berat (RB), 9 rusak sedang (RS), dan 5 rusak ringan (RR). Belasan rumah rusak itu tersebar di 15 desa di 9 kecamatan.
Jika terjadi bencana alam seperti ini, hal yang paling perlu untuk diketahui adalah cara menyelamatkan diri.
Namun, sebelumnya perlu diketahui tanda-tanda alam saat tsunami diperkirakan hendak terjadi guna menyiapkan upaya penyelamatan diri.
1. Gempa Besar
Baca Juga: Rudapaksa Nenek 74 Tahun, BA: Saya Khilaf, Kalau Nenek Itu Hamil, Saya Siap Bertanggung Jawab
Salah satu penyebab utama tsunami adalah gempa bumi yang berpusat di bawah laut.
Jadi, jika Anda bertempat tinggal di sekitar pantai dan merasakan gempa besar atau lama (lebih dari satu menit), sebaiknya Anda bersiap dan langsung menyelamatkan diri.
Perlu diketahui bahwa Indonesia berada di wilayah Cincin Api (memiliki banyak gunung api dan merupakan titik pertemuan sejumlah lempeng bumi).
Oleh karenanya, kesiapsiagaan warganya atas ancaman gempa dan tsunami sangat diperlukan.
2. Air surut atau tidak?
Surutnya air laut adalah salah satu pertanda akan terjadinya tsunami, jika dasar perairan anjlok karena terjadinya gempa.
Setelah air tertarik ke laut, gelombang besar akan menerjang daratan membawa energi balasan.
Meskipun begitu, kapan tsunami sampai di pantai juga bergantung kedalaman air dan di mana lokasi terjadinya gempa dan patahan lempeng tektonik.
Meskipun begitu, tsunami tidak selalu didahului surutnya air laut.
Ada yang juga langsung datang begitu saja tergantung kasusnya.Dalam kata lain, surut atau tidaknya air laut jelang tsunami bergantung pada lempengan yang diguncang gempa, apakah naik atau turun. Jadi, jika gempa besar terjadi, Anda tidak perlu mencari kabar soal surutnya air laut.
Langsung daja fokus untuk menyelamatkan diri.
3. Gemuruh dari laut
Banyak saksi yang menyebutkan bahwa tsunami terdengar seperti deru kereta api atau pesawat jet.
Dan ketika menerjang, tsunami tidak melulu hanya gelombang tunggal. Gelombangnya bisa datang berkali-kali, bahkan sampai lima kali.
Itulah sejumlah tanda-tanda alam menjelang dan ketika tsunami menerjang. Lalu apa yang harus dan tidak boleh dilakukan untuk menyelamatkan diri, jelang, dan ketika terjadi tsunami?
4. Hal yang Harus Dilakukan: Lari, Diam, dan Terus Berlayar
Dalam Buku Saku Tanggap Tanggas Tangguh Menghadapi Bencana yang dikeluarkan BNPB, orang yang tinggal di pesisir pantai diminta untuk segera berlari ke tempat tinggi setelah gempa besar terjadi.
American Red Cross menyebut, idealnya warga berlari ke bukit atau tempat dengan ketinggian di atas 30 meter, sejauh 3km dari pinggir laut.
Oleh karena itu, kita yang tinggal di daerah pesisir harus paham lingkungan sekitar, tahu di mana bukit atau tempat tinggi terdekat yang bisa dicapai seandainya tsunami mengancam.
Apabila Anda berada di kapal atau perahu yang tengah berlayar, upayakan untuk tetap berlayar dan menghindari wilayah pelabuhan, karena hantaman gelombang lebih membahayakan jika semakin dekat ke pantai.
5. Hal yang Tidak Boleh Dilakukan: Ambil Foto/ Video, Berkendara, Lintasi Jembatan
Setelah gempa besar atau lama mengguncang, fokuslah menyelamatkan diri.
Meskipun berita soal gempa dan tsunami di berbagai wilayah dunia, penyebaran informasi awalnya cepat tersebar karena foto dan video yang diambil warga.
Dibanding sibuk merekam kejadian, lebih baik selamatkan diri dengan mencari tempat tinggi.
Keselamatan diri jauh lebih penting dibandingkan momen yang ingin diabadikan menggunakan kamera Anda juga tidak perlu melihat ke pinggir pantai untuk memastikan apakah air surut atau tidak, karena tsunami juga bisa datang tanpa dimulai dengan surutnya air laut.
Selain itu, sebaiknya hindari berjalan melewati jembatan karena gempa susulan mungkin bisa terjadi, dan jika tsunami bergerak lebih cepat, akan lebih sulit juga menyelamatkan diri.
Baca Juga: Rotasi Bumi Melambat 'Secara Misterius,' Waspada Frekuensi Gempa Dahsyat Semakin Tinggi