Advertorial

Inilah Ranavalona, Ratu Terkeji dari Madagaskar, Menghukum Mati Orang dengan Cara Direbus hingga Dibakar

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Ade S

Tim Redaksi

Upaya pemberantasan itu dimulai secara sistematis dengan penangkapan dan eksekusi anggota keluarga mendiang Raja Radama.
Upaya pemberantasan itu dimulai secara sistematis dengan penangkapan dan eksekusi anggota keluarga mendiang Raja Radama.

Intisari-Online.com - Sejarah memang diisi oleh beberapa pemimpin yang brutal dan menindas.

Begitu juga yang terjadi di Madagaskar dengan pemimpin brutalnya, Ratu Ranavalona I.

Ranavalona yang bertanggung jawab atas kematian jutaan orang ini diketahui memimpin lebih dari 3 dekade dari 1828-1861.

Ratu Ranavalona sudah kejam sejak awal penobatannya.

Baca Juga: Kisah Jennifer Pan, 'Anak Emas' yang Habisi Nyawa Orangtuanya Secara Sadis Karena Muak Selalu Dituntut untuk Berprestasi

Salah satu tindakannya yang paling awal adalah mengidentifikasi dan membunuh pihak-pihak yang dirasa mengancam kekuasaannya.

Upaya pemberantasan itu dimulai secara sistematis dengan penangkapan dan eksekusi anggota keluarga mendiang Raja Radama, lawan politiknya.

Kejam Sejak Awal

Baca Juga: 5 Operasi Plastik yang Berakhir Gagal Paling Mengerikan di Dunia, Wajah-wajah Cantik Mereka Sebelum Operasi Bikin Miris

Pada awal masa pemerintahan Ranavalona, ​​Ratu yang berhati dingin itu sangat jelas ingin membuat negaranya mandiri.

Oleh karenanya, dia tidak membiarkan "orang luar" menghancurkan sistem budaya dan hukum tradisional yang berlaku di Madagaskar.

Pada awalnya, ancaman ini ditujukan pada orang-orang Kristen.

Seiring meningkatnya jumlah misionaris Kristen yang telah mengunjungi pulau itu selama beberapa dekade, Ranavalona mengingatkan kepada rakyatnya:

"Mereka (orang Kristen) menyangkal saya, saya pun menyangkal mereka. Mereka menolak saya, saya pun menolak mereka."

Mungkin, dia tidak sepenuhnya percaya bahwa kekuatannya dapat membuat rakyatnya patuh.

Baca Juga: Agung Hercules Meninggal Karena Kanker Otak: Rupanya Risiko Penyakit Ini Berkurang Bagi Orang yang Pernah Kena Cacar Air

Karena itu, dia secara resmi melarang agama Kristen dari Madagaskar pada 1835.Akhirnya paranoia ini meluas ke semua intervensi asing, terutama Inggris dan Prancis.

Paranoid Terhadap Berbagai Pihak

Namun tak terbatas pada kelompok asing, kebrutalannya juga menyasar kepada rakyatnya sendiri.

Rakyat-rakyatnya sering terkena amarah dan menanggung hukuman hanya karna pelanggaran yang paling sepele.

Baca Juga: Alami Bengkak di Rahang Sejak Umur 3 Tahun, Dokter Temukan Lebih dari 500 Gigi di Mulut Bocah Ini

Tak tanggung-tanggung, metode penyiksaannya pun sungguh mengerikan.

1. Menggantung

Orang dianggap bersalah, akan digantung berhari-hari di atas tebing curam.

Anggota keluarganya dipaksa menyaksikan itu hingga tali gantungan perlahan-lahan rapuh dan putus, yang membuat korban meninggal dunia.

Baca Juga: Penelitian: Obat-obatan Hipertensi Dapat Membantu Pasien Alzheimer

2. Merebus, membakar, dan mengubur hidup-hidup

Tak terhitung ribuan tersangka penjahat menghadapi hukuman jenis ini.

Hukuman seperti merebus, membakar, dan menghubur hidup-hidup juga disaksikan oleh mastarakat umum sebagai peringatan agar rakyat lainnya tunduk terhadap dirinya.

3. Pemenggalan kepala

Baca Juga: Panjangnya Dapat Capai 12 Meter dengan Berat 8 Ton, Inilah Buaya Terbesar di Muka Bumi yang Pernah Ada

Dalam satu contoh yang terdokumentasi dengan baik, Ratu Ranavalona I memerintahkan para kepala tentara Prancis yang dipenggal untuk dipasang di tiang-tiang di sepanjang pantai Madagaskar.

Hal itu dilakukannya sebagai pertanda kekuasaannya dan peringatan agar Prancis takut jika mereka berencana menginvasi daerah itu.

4. Kerja paksa brutal

Baca Juga: Kisah Penyintas Serangan Hiu, 4 Hari Terombang-ambing di Lautan, Mendengar Teriakan dan Melihat Orang-orang Dimakan Hidup-hidup Tiap Harinya

Sering karena kemauan, Ratu secara tak terduga akan membuat rencana pembanunan yang tidak realistis.

Dia mengerahkan ribuan penduduk asli yang tidak beruntung atau tahanan yang ditangkap untuk bekerja.

Selama pemerintahan Ratu Ranavalona I selama 33 tahun, para ahli telah secara konservatif memperkirakan bahwa antara 50-75% populasi Madagaskar mengalami kematian sebelum waktunya karena perang, penyakit, atau sistem keadilan yang biadab dan kejam ini.

Dengan setidaknya 2,5 juta kematian yang dikaitkan dengan Ranavalona I, dia telah mendapatkan gelar "Wanita Paling Kejam di Dunia."

Baca Juga: Sering Sentuh 'Tempered Glass' yang Retak, Jempol Pria Ini Alami Kondisi Mengerikan Hingga Dibawa Ke Rumah Sakit

Artikel Terkait