Penulis
Intisari-Online.com -Ada sebuah kasus mengejutkan dari negara bagian Benggala Barat, India, tentang seorang wanita yang suka makan benda tak tercerna.
Melansir Daily Mail, Kamis (25/7/2019), dokter menemukan sejumlah benda berharga yang harganya ditaksir lebih dari Rp924 juta dalam perut seorang wanita.
Menurut laporandokter mengeluarkan 69 rantai, 80 anting, 46 koin, delapan locket (liontin), 11 cincin hidung, empat kunci, lima gelang kaki, dan satu jam tangan dari perut Runi Khatun (26).
Sebelumnya kasus serupa mengenai penemuan benda-benda tak lazim dalam perut juga beberapa kali terjadi.
Baca Juga: Memiliki Kebiasaan 'Rahasia', Pria Ini Ditemukan Memiliki 100 Paku Bersarang di Perutnya
Ternyata hal ini berkaitan dengan kondisi psikologis seseorang.
Kecenderungan untuk makan benda-benda yang tidak memiliki nilai gizi seperti kotoran atau logam tersebut dalam bidang medis dikenal dengan picaatau eating disorder.
Melansir WebMD,seseorang bisa dicurigai menderita pica ketika memilikianemia, penyumbatan usus, atau potensi toksisitas dari zat yang dicerna.
Jika ada gejala, dokter akan memulai evaluasi dengan melakukan riwayat medis lengkap dan pemeriksaan fisik.
Dokter dapat menggunakan tes tertentu seperti sinar-X dan tes darah untuk memeriksa anemia dan mencari racun dan zat lain dalam darah serta untuk memeriksa penyumbatan pada saluran usus.
Dokter juga dapat menguji kemungkinan infeksi yang disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi bakteri atau organisme lain.
Ulasan tentang kebiasaan makan orang tersebut juga dapat dilakukan.
Sebelum membuat diagnosis pica, dokter akan mengevaluasi keberadaan gangguan lain seperti cacat intelektual, cacat perkembangan, atau gangguan obsesif-kompulsif sebagai penyebab perilaku makan yang aneh.
Pola perilaku ini harus bertahan setidaknya satu bulan untuk membuat diagnosis pica.
Bagaimana mengobati pica?
Mengingat risiko komplikasi medis (seperti keracunan timbal) yang terkait dengan pica, pemantauan medis yang ketat diperlukan selama pengobatan perilaku makan.
Selain itu diperlukan kolaborasi dengan tim kesehatan mental dalam merawat pica.
Salah satu buku pegangan Handbook for Clinical Child Psychology memuatstrategi perilaku umum sebagai pendekatan pengobatan yang paling efektif untuk pica, dengan pelatihan di mana makanan dapat dimakan dan yang makanan tidak dapat dimakan melalui penguatan positif.
Komplikasi apa yang berhubungan dengan pica?
Akibat perilaku makan yang tidak wajar ada banyak pontensi komplikasi akibat pica, seperti:
-Barang-barang tertentu, seperti pecahan cat, mungkin mengandung timbal atau zat beracun lainnya dan memakannya dapat menyebabkan keracunan, meningkatkan risiko komplikasi anak, termasuk ketidakmampuan belajar dan kerusakan otak. Ini adalah efek samping pica yang paling memprihatinkan dan berpotensi mematikan.
-Makan benda non-makanan dapat menggangguperilaku makan sehat yang dapat menyebabkan kekurangan gizi.
-Makan benda yang tidak bisa dicerna, seperti batu, bisa menyebabkan sembelit atau penyumbatan di saluran pencernaan, termasuk usus dan usus. Selain itu, benda keras atau tajam (seperti penjepit kertas atau potongan logam) dapat menyebabkan robekan pada lapisan kerongkongan atau usus.
-Bakteri atau parasit dari kotoran atau benda lain dapat menyebabkan infeksi serius. Beberapa infeksi dapat merusak ginjal atau hati.
Pica biasanya dimulai pada masa kanak-kanak dan biasanya berlangsung hanya beberapa bulan.
Namun, kemungkinan akan lebih sulit untuk mengelola pada anak-anak yang mengalami kelainan perkembangan.
Tidak ada cara khusus untuk mencegah pica. Namun, perhatian yang cermat terhadap kebiasaan makan dan pengawasan ketat terhadap anak-anak yang diketahui memasukkan benda-benda ke mulut dapat membantu mengatasi gangguan sebelum komplikasi dapat terjadi.