Viral Skripsi 3.045 Halaman, Muharom Gani Irwanda: Saya Kerjakan Dalam Waktu 3 Minggu!

Mentari DP

Penulis

Menurut Muharom Gani Irwanda, skripsi 3.045 halaman dikerjakannya hanya dalam waktu 3 minggu, seusai menjalani magang.

Intisari-Online.com - Bagi seorang mahasiswa, skripsi merupakan tugas wajib jika ingin mendapatkan gelar sarjana.

Namun untuk mendapatkannya, seorang mahasiswa harus rela melakukan penelitian, mengetik berpuluh-puluh halaman, hingga mempresentasikan hasilnya di hadapan para dosen.

Di Indonesia, kisah seorang mahasiswa tentang skripsi sudah sangat banyak.

Namun ada yang unik dari seorang mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Muharom Gani Irwanda.

Baca Juga: Tidak Mewah dan Masuk Gang, Barbie Kumalasari Diduga Berbohong Soal Rumahnya: 7 Hal yang Terjadi Jika Anda Berbohong, Salah Satunya Dikucilkan

Dilansir dari kompas.com pada Minggu (21/7/2019), skripsi milik Gani tengah ramai diperbincangkan di media sosial.

Alasannya dia mengerjakan skripsi setebal 3.045 halaman.

Menanggapi hal itu, Humas ITS Melania Suweni Muntini mengaku bahwa skripsi yang digarap mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ITS merupakan skripsi paling tebal di ITS.

"Betul paling tebal, yang penting bukan tebalnya tapi juga esensi tulisan dari pengerjaan penelitian," ujar Melania saat dihubungi Kompas.com pada Sabtu (20/7/2019).

Melania mengungkapkan bahwa rata-rata mahasiswa mengerjakan skripsi sekitar 80-150 halaman.

Pemajangan skripsi di perpustakaan

Selain itu, Melania juga menyampaikan bahwa skripsi Gani mendapat nilai yang bagus dan layak untuk dipajang di perpustakaan ITS.

Menurutnya, tidak semua skripsi bisa dipajang di perpustakaan ITS.

"Kalau nilainya minimum saja itu tidak ditaruh di perpustakaan, hanya disimpan saja agar tidak menjadi acuan untuk menjadi pustaka bagi peneliti lain," ujar Melania.

Baca Juga: Barbie Kumalasari Diduga Berbohong Soal Rumah Mewahnya: Suka Berbohong Terus-menerus? Bisa Jadi Anda Mengidap Penyakit Mythomania

Diketahui, nilai yang menjadi penentu skripsi akan dipajang atau disimpan adalah nilai yang dihasilkan dari sidang Tugas Akhir atau pendadaran.

Setelah itu, petugas perpustakaan ITS akan mengecek apakah skripsi mahasiswa itu memenuhi syarat untuk dipajang di perpustakaan atau tidak.

"Kalau ditaruh di perpustakaan ITS itu tidak bisa dilihat sesegera mungkin, biasanya ada prosesnya, sekitar September baru bisa ditaruh di perpustakaan ITS," ujar Melania.

Adapun dalam Tugas Akhir itu Gani membahas mengenai metode konstruksi untuk gedung 11 lantai.

Skripsi dengan ketebalan 3.045 halaman itu awalnya tidak disangka oleh Gani.

Ketika Gani selesai mengetik, ia dibantu oleh sepupunya untuk menghitung jumlah halaman skripsinya.

Kisah Gani

Sebelumnya, melalui rilis tertulis yang diterimaKompas.com dari ITS, Gani mengisahkan pengerjaan skripsinya itu.

Ia mengatakan, skripsi 3.045 halaman dikerjakannya hanya dalam waktu 3 minggu, seusai menjalani magang.

Baca Juga: Ucapan Galih Ginanjar Soal 'Ikan Asin' Tergolong Pelecehan Verbal, Sengaja Melupakan Janji Juga Termasuk Pelecehan Verbal

Skripsiberjudul "Penjadwalan Waktu Pelaksanaan dan Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan Proyek Pembangunan Denver Apartment, Kompleks Citraland CBD-Kota Surabaya" itu terdiri dari 152 halaman bab 1-3, 2.740 halaman bab 4, dan 152 halaman untuk lampiran.

Gani mengisahkan, awalnya, ia mengusulkan kepada dosen pembimbingnya Ir Sukobar M.T, Gani ingin menyelesaikan TA untuk gedung 37 lantai.

Namun, menurut dosennya, Gani akan menghadapi kesulitan dalam pengerjaannya.

Akhirnya, Gani mengerjakan metode konstruksi untuk gedung 11 lantai yang masing-masing dirincikan hitungannya.

"Saya merasa tertantang, karena tidak bisa mengerjakan 37 lantai, saya harus bisa mengerjakan 11 lantai dengan baik," ujar Gani.

Dalam skripsinya, ia membahas 11 perhitungan volume, kapasitas produksi dan tenaga kerja, jumlah alat, durasi hingga estimasi harga yang berbeda. (Retia Kartika Dewi)

(Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul "Viral Skripsi 3.045 Halaman, Humas ITS Sebut Paling Tebal di Kampus")

Baca Juga: Ucapan Galih Ginanjar Soal 'Ikan Asin' yang Berujung di Penjara, Komnas Perempuan: Itu Pelecehan Verbal Terhadap Perempuan!

Artikel Terkait