Find Us On Social Media :

Jika Sebab Sindrom Kelelahan Kronis Tak Dikenali, Ini Bisa Dilakukan

By Trisna Wulandari, Kamis, 18 Juli 2019 | 18:15 WIB

 

Intisari-Online.com - Lemas berkepanjangan, tidak bertenaga, disertai nyeri otot merupakan gejala dari sindrom kelelahan kronis atau cronic fatigue syndrome (CFS).

Penyebab seseorang merasa lelah berkepanjangan, menurut dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, dokter spesialis penyakit dalam di RSPUN Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta, tidak tunggal.

Karena itu di kalangan medis, sindrom kelelahan kronis ini sering disebut sebagai diagnosis keranjang sampah.

Sebab banyak kemungkinan yang bisa menyebabkan seseorang mengalami gejala serupa seperti CFS.

Sekiranya CFS terjadi pada seseorang, alangkah baiknya ditelusuri secara menyeluruh terlebih dahulu apa akar masalahnya.

Lalu akar masalah itu yang diperbaiki untuk menangani CFS.

Kalau lemas dan lelah berkepanjangan terjadi karena penyakit fisik, maka penyakit itu yang harus ditangani dulu.

Baca Juga: Kelelahan Jadi Penyebab Kematian Thoriq: Ini 3 Catatan Penyakit Beserta Penanganan yang Dapat Menyerang Pendaki Gunung

Jika CFS terjadi gara-gara faktor psikis, maka psikoterapi adalah jalan keluarnya.

Tubuh yang lemas dan lelah berkepanjangan ini, kalau dibiarkan terus menerus bisa memicu timbulnya masalah lain.

Misal, karena tubuh terasa tidak bertenaga dan lelah, akhirnya malas makan.

Akibatnya bisa timbul penyakit mag, penurunan daya tahan tubuh, bahkan kurang nutrisi.

Kalau lemasnya ringan, tidak jadi masalah kalau hanya dilakukan perawatan di rumah.

Namun kalau kelelahan yang dialami sudah begitu ekstrem dan mengganggu kehidupan, perawatan di rumah sakit disarankan.

Baca Juga: Kenali Bahaya Kelelahan, Penyebab Asmirandah Dirawat di Rumah Sakit

Apalagi jika si penderita sudah mengalami kekurangan cairan akibat tidak sanggup makan dan minum.

Peran keluarga/ orang-orang di sekitar juga diperlukan untuk mengidentifikasi CFS ini.

Misalnya, jika ada anggota keluarga atau teman yang terus mengeluh lelah, sering cuti bekerja, dan menolak beraktivitas dengan alasan capek, sebaiknya dikonsultasikan pada dokter.

Penanganan CFS juga bergantung kepada penyebabnya.

Karena itu, kerja sama tim medis perlu dilakukan dalam diagnosis maupun penanganan.

Misalnya kata Ari, dokter spesialis penyakit dalam, psikiater, maupun fisioterapis bisa saling berkoordinasi.

Baca Juga: Anak Alami Kelelahan Sekolah? Itu Berbahaya! Bantu Mereka Melawannya Dengan Ini

Fakta sindrom kelelahan kronis

Para peneliti terus melakukan pengujian untuk menemukan penyebab pasti CFS. Sampai detik ini, berikut fakta-fakta mengenai CFS:

-Perempuan empat kali lebih berisiko mengalami CFS ketimbang laki-laki.

-Kondisi CFS umumnya terjadi pada usia 40-an ke atas, namun tetap berisiko di segala umur, bahkan anak-anak.

-Remaja lebih banyak mengalami CFS dibandingkan anak-anak.

-CFS bisa terjadi pada setiap setiap etnis maupun kelompok ras di semua negara di dunia.

-CFS terkadang terlihat pada beberapa orang dalam sebuah keluarga, namun bukan berarti CFS menular.

-CFS bisa terjadi pada orang yang bekerja/beraktivitas secara berlebihan. (Tika Anggreni Purba)

Artikel ini telah tayang di rubrik Fit Majalah Intisari dengan judul "Saat Kelelahan Tak Kunjung Reda"