Sindrom Kelelahan Kronis: Ketika Kelelahan Terasa Tak Kunjung Reda

T. Tjahjo Widyasmoro

Penulis

Penyebab lelah berkepanjangan, menurut dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH dari RSPUN Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta, tidak tunggal.

Intisari-Online.com -Kesibukan seringkali menjadi tantangan untuk menyempatkan diri beristirahat.

Namun beda ceritanya jika sudah istirahat tapi masih juga lelah.

Sudah makan, namun masih juga kurang energi.

Lemas berkepanjangan, tidak bertenaga, disertai nyeri otot merupakan gejala dari sindrom kelelahan kronis atau cronic fatigue syndrome (CFS).

Penyebab seseorang merasa lelah berkepanjangan, menurut dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, dokter spesialis penyakit dalam di RSPUN Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta, tidak tunggal.

Karena itu di kalangan medis, sindrom kelelahan kronis ini sering disebut sebagai diagnosis keranjang sampah.

Baca Juga: Sering Kelelahan? Tenang, Ini 4 Makanan dan Minuman yang Mampu Melawannya

Sebab banyak kemungkinan yang bisa menyebabkan seseorang mengalami gejala serupa seperti CFS.

Sebetulnya kelelahan wajar saja dialami oleh manusia, namun jika kelelahan tersebut sudah berlangsung lebih dari enam bulan, maka kemungkinan besar biang keroknya adalah CFS.

Kondisi CFS, seperti yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Medical Journal of Australia-Chronic Fatigue Syndrome Clinical Practice Guidelines—2002, merupakan kelelahan dan kurang tenaga yang dialami seseorang dalam jangka waktu yang panjang.

Diagnosis CFS bisa ditegakkan jika seseorang mengalami gejala kelelahan yang berbeda dengan kelelahan yang biasa dialami.

Kemudian, kelelahan tersebut tidak kunjung reda sekalipun si penderita sudah beristirahat cukup.

Baca Juga: Kenali Bahaya Kelelahan, Penyebab Asmirandah Dirawat di Rumah Sakit

Gejala lainnya ditandai dengan gangguan memori jangka pendek, kurang konsentrasi, sakit tenggorokan, nyeri otot, nyeri sendi, sakit kepala, dan sulit tidur.

Karena itu, kata Ari, perlu ditelusuri terlebih dulu, apa penyebab seseorang merasa tidak berdaya begitu.

Sebab kelelahan atau tubuh terasa lemas berhubungan juga dengan penyakit-penyakit tertentu.

Misalnya, demam infeksi.

“Demam karena infeksi seperti demam tifus dan demam berdarah bisa menyebabkan tubuh lelah dan lemas berkepanjangan juga,” tuturnya.

Terkadang bisa pula, tubuh lemas tidak bertenaga gara-gara penyakit lain akibat kekurangan asupan tertentu.

Misalnya, penderita anemia alias kurang darah.

Baca Juga: Apa Saja Gejala Anemia?

Seperti kita ketahui, hemoglobin yang rendah menyebabkan seseorang mengalami keletihan.

Tidak hanya itu, menurut Ari, seseorang bisa juga menjadi kurang energik gara-gara asupan makanan yang kurang pas.

Misalnya, seorang penderita mag yang asupan makanan dalam tubuhnya kurang.

Mereka yang kurang asupan nutrisi dalam tubuh bisa dipastikan sering mengalami kondisi lelah.

Tidak boleh terlupa, gejala penyakit kronis seperti kanker, gangguan lever, diabetes, dan lain-lain juga sangat lekat dengan tubuh yang lemas.

Faktanya, kelelahan berkepanjangan juga bisa dialami oleh seseorang yang beraktivitas berlebihan di luar kemampuan tubuhnya.

Nah, jika kelelahan terjadi di luar semua kondisi-kondisi tadi, barulah dicurigai bahwa seseorang mengalami CFS.

Lantas, bagaimana membedakan CFS dengan kelelahan biasa?

Baca Juga: Kelelahan Jadi Penyebab Kematian Thoriq: Ini 3 Catatan Penyakit Beserta Penanganan yang Dapat Menyerang Pendaki Gunung

CFS dengan kelelahan biasa ada bedanya

Gejala kelelahan yang normal dan CFS memiliki kesamaan.

Oleh sebab itu, seorang ahli CFS, Leonard A. Jason, Ph.D, profesor psikologi di DePaul University, Chicago AS, mengusulkan cara sederhana untuk mengidentifikasi CFS.

Cara untuk membedakan kelelahan biasa dengan CFS adalah dengan melihat seberapa sering seseorang mengantuk di siang hari.

Jika seseorang hanya mengalami kelelahan biasa alias normal, maka rasa kantuk akan berlangsung sebentar saja dan akan kembali segar setelah beristirahat.

Namun, jika seseorang mengalami CFS, rasa lelah dan lemas tidak hilang sekalipun sudah beristirahat.

Apalagi jika rasa kantuk tidak dirasakan 1-2 hari saja, namun berlangsung selama beberapa minggu.

Maka, bisa dipastikan gejala kelelahan yang dialami bukan kelelahan biasa.

Kelelahan yang wajar akan pulih jika seseorang mengambil waktu untuk beristirahat dan menenangkan pikiran.

Sementara itu, orang dengan CFS tidak semudah itu untuk pulih.

Rasa lelah dan lemas tetap ada sekalipun sudah beristirahat sepanjang hari. (Tika Anggreni Purba)

Artikel ini telah tayang di rubrik Fit Majalah Intisari dengan judul “Saat Kelelahan Tak Kunjung Reda”

Artikel Terkait