Advertorial
Intisari-Online.com – Siapa yang tidak ingin memiliki pasangan yang setia?
Tentu kita berharap kita akan memiliki pasangan yang setia dan berharap pernikahan kita akan sehidup semati.
Namun nyatanya, terkadang harapan kita tersebut tidak sejalan dengan kehidupan di dunia nyata.
Ada saja beberapa alasan yang membuat seseorang tidak setia pada pasangannya. Seperti berselingkuh dan berpoligami.
Di Indonesia, kasus ini sering terjadi.
Tapi ada sebuah kasus poligami di Indonesia yang berbeda dibanding kasus lainnya.
Sebab, bukannya marah karena pasangannya berpoligami, malah seorang istri turut bahagia ketika suaminya menikah lagi.
Dilansir dari nakita.grid.id pada Senin (15/7/2019), pemilik akun Facebook bernama Samira ini tiba-tiba menjadi viral.
Ini karena ia mengunggah bagaimana keikhlasannya menyaksikan sang suami menikah untuk yang kedua kalinya.
Samira rela dimadu dan mengikhlaskan suaminya menikah lagi, karenaia ingin selalu menurut pada suaminya dan tak mau menjadi istri durhaka.
Bahkan Samira juga mengunggah momen ketika melepas sang suami menikah lagi dengan istri kedua sang suami.
Tidak hanya itu, terkadang Samira membagikan kedekatannya dengan istri kedua suaminya yang dia sebut adik.
Melihat unggahan tersebut, banyak netizen yang kagum terhadap keikhlasan dan ketulusan Samira kepada suaminya.
Baca Juga: BMKG: Ada 19 Gempa Susulan Guncang Maluku Utara Dalam 2 Jam, Ini Alasan Indonesia Sering Gempa
Namun di luar keikhlasan Samira, sebenarnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika suami berpoligami.
Misalnya, ketika terlihat pria yang berpoligami berbahagia, ternyata beristri lebih dari satu tak seindah yang dibayangkan. Paling tidak dari risikonya terkena penyakit jantung.
Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa pria yang berpoligami memiliki risiko empat kali lipat mengalami sumbatan pembuluh darah dibanding mereka yang hanya memiliki satu istri.
Kondisi ini membuat pria sangat rentan terkena serangan jantung.
Dr. Amin Daoulah, spesialis jantung dari rumah sakit King Faisal, Jeddah, Arab Saudi, mengatakan bahwa semakin banyak jumlah istri, maka risiko jantung koroner semakin besar.
"Penyebabnya adalah peningkatan beban rumah tangga, baik secara finansial maupun emosional," tambah Daoulah.
Kondisi tersebut juga serupa dengan sebuah studi yang dipresentasikan pada Kongres Kardiologi Masyarakat Asia Pasifik 2015.
Studi tersebut menyatakan bahwa semakin banyak istri, maka semakin tinggi risiko penyakit jantung.
Tapi, penelitian tersebut belum menemukan hubungan yang jelas antara poligami dengan penyakit jantung.
"Ada kemungkinan faktor lain yang tersembunyi, seperti tingkat keintiman dalam pernikahan, pola makan atau faktor genetik," tambah Daolah.
Dilansir dari Journal of Biology Letters, separuh dari pria dan wanita yang terlibat dari hubungan monogami ke poligami memilih hubungan yang serius hanya dengan satu pasangan saja pada satu waktu.
Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa poligami mungkin masuk akal bagi pria dalam kerangka evolusi, tetapi tidak dengan wanita.
Hal ini karena pria poligami dapat memiliki banyak anak dalam satu waktu, dibandingkan wanita yang hanya bisa memiliki satu anak dalam sembilan bulan.
Selain itu, poligami mungkin tidak terlalu bagus bagi pria karena terlalu banyak istri bisa meningkatkan potensi konflik intrapersonal dan membutuhkan banyak biaya.
Jurnal Philosophical Trannsaction 2012 dari Royal Society mempublikasikan fakta bahwa poligami menjadi hal yang wajar jika bertujuan untuk mengurangi tingkat kekerasan, kemiskinan, dan ketidaksetaraan gender.
Untuk menemukan hubungan antara poligami dan kesehatan, Daolah membentuk tim untuk meneliti sejumlah pria di Timur Tengah dimana poligami lebih diterima secara budaya.
Diantara pria tersebut, 68 persen hanya memiliki satu istri dan sisanya melakukan poligami.
Hasilnya, pria yang berpoligami dalam penelitian tersebut 4,6 kali berisiko mengalami penyempitan arteri koroner dan 2,6 kali berisiko mengalami penyumbatan arteri lainnya.
Ketua European Society of Cardiology, Dr.Michel Komajda mengatakan bahwa fenomena tersebut berkaitan dengan tingkat stres.
"Stres jangka panjang dalam kehidupan rumah tangga juga meningkatkan risiko jantung koroner.”
“Biasanya, orang yang mengalami masalah psikologis seperti ini enggan mengkonsumsi obat," tambahnya. (Ariska Puspita Anggraini)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Poligami Bisa Bikin Pria Sakit Jantung")