Penulis
Intisari-Online.com - September 1970, adalah masa-masa setelah kelompok PLO berusaha menggulingkan pemerintah Raja Hussein.
Saat itu pasukan Yordania mengusir ke luar semua gerilyawan Palestina dari wilayah mereka dalam peristiwa yang dikenal sebagai Black September.
Atas desakan negara-negara Arab, Lebanon dipaksa menerima para gerilyawan Palestina yang terusir itu.
Akibatnya, sebuah perang saudara pecah dan Lebanon pun dilanda anarki yang berlangsung hingga 1989.
Baca Juga: (FOTO) Diikat di Kuburannya, Tengkorak dan Kerangka yang 'Menari' Ini Berasal dari Zaman Kegelapan
Ketika Suriah melakukan campur tangan untuk mendukung pemerintahan Lebanon, sebagian kelompok bersenjata PLO pindah ke selatan Lebanon.
Sementara bertikai dengan milisi-milisi lokal, kelompok PLO di Lebanon Selatan juga melancarkan serangan roket ke Israel utara.
Tingkat kekerasan meluas ketika PLO melancarkan aksi pembajakan bus di Israel.
Israel membalasnya dengan melancarkan Operasi Litani pada 1978.
Yakni dengan mengerahkan lebih dari 25.000 prajurit yang didukung kendaraan lapis baja, artileri, dan serangan udara untuk menghancurkan basis-basis PLO.
Selama operasi itu, pesawat-pesawat penyarang Chel Ha'Avir menggempur lusinan sasaran PLO.
Sementara pesawat-pesawat tempurnya melakukan patroli untuk mencegah intervensi angkatan udara Suriah.
Pesawat-pesawat pengintai, helikopter pengintai dan pesawat tak berawak memonitor gerakan pasukan Israel.
Mereka juga mengidentifikasi lokasi para gerilyawan maupun aktivitas pasukan Suriah.
Sementara itu, pesawat-pesawat dan helikopter angkut memberikan sumbangan bagi keberhasilan operasi dengan membawa pasukan dan perbekalan serta mengevakuasi pasukan Israel yang terluka.
Baca Juga: Siapa Sangka 200 Juta Tahun Lalu, Buaya Ternyata Hewan Vegetarian, Ini Buktinya!
Ketika Operasi Litani diakhiri, serangan tersebut telah menewaskan lebih dari 250 orang gerilyawan sementara ratusan lainnya ditangkap.
Setelah penarikan mundur pasukan Israel dari Lebanon selatan, sebuah milisi lokal yang pro-Israel, Tentara Lebanon Selatan, diserahkan tanggung jawab untuk menjaga keamanan kawasan tersebut.
Meskipun serangan sporadis PLO, yang biasanya segera dibahas oleh serangan artileri dan udara Israel tetap terjadi, keduanya menahan peperangan lebih besar.
Baca Juga: Saat Amerika Kirim 22.395 Ton Peralatan Perang ke Israel, Uni Soviet Tak Mau Kalah Bantu Arab