Find Us On Social Media :

Diet Personal, Diet Berdasarkan Gen

By Agus Surono, Sabtu, 29 Juni 2019 | 13:30 WIB

Intisari-Online.com - Mengapa ada yang menjalani diet bisa gagal, sementara yang lain sukses?

Penelitian demi penelitian mencoba menjawab pertanyaan itu. Salah satunyamenyimpulkan ada faktor genetik yang berpengaruh. Muncullah diet genetik danpersonal. Namun, pengertian dasar soal metabolisme tetap menjadi acuan.

Meski Meg Cabot, penulis buku asal Amerika Serikat, pernah berujar bahwa beratbadan tidak menjadi soal sepanjang Anda bukan model, toh banyak orang yangmulai terusik dengan berat badan mereka kala melebihi ambang batas kewajaran.Program diet pun laris di mana-mana.

Ragam diet dengan nama yang bermacam-macam bisa dengan mudah kitatemukan di jagad maya. Ada diet keto, diet paleo, diet rendah lemak, diet nasiputih, diet mayo, diet food combining, dan masih banyak jenis diet lainnya.

Menyikapi banyaknya jenis diet yang beredar, dr. Cindiawaty Pudjiadi, MARS,MS, Sp.GK dari RS Medistra, Jakarta Selatan, memberi saran untuk harusmemperhatikan siapa yang membuat diet tersebut. “Lalu, apakah ada buktipenelitian ilmiahnya?” katanya melalui pesan singkat.

Saran itu patut direnungkan sebab kebanyakan cerita yang beredar adalah soalkeberhasilan dari salah satu metode diet tersebut. Sementara mereka yang gagaltentu malu untuk bercerita. Saya sendiri melihat beberapa teman gagal dalammenjalani diet yang mereka ikuti. Ada yang sempat berhasil tapi merasa “tersiksa”dalam menjalani program dietnya. Ada yang malah bermasalah dengankesehatan badannya.

“Secara umum, diet yang baik adalah diet yang bergizi lengkap dan seimbangsesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing,” kata dr. Cindi yang juga praktikdi Klinik Kecantikan dan Perawatan Kulit CBC Beauty Care Wijaya, JakartaSelatan ini.

Baca Juga: Wanita Ini Turunkan Berat Badannya Hingga 15 Kg Dalam 5 Bulan Tanpa Diet, Bagaimana Caranya?

Ikuti piramida makanan

Untuk memahami diet, sebaiknya kita mengerti bagaimana tubuh mencernamakanan yang masuk. Menurut dr. Grace Judio-Kahl, M.Sc, M.H, CHt., konsultanpengaturan berat badan di Klinik Lighthouse seperti yang dipaparkan di Intisari,Maret 2013, tubuh bekerja ibarat mobil yang menyala selama 24 jam nonstop.

Agar bisa bekerja, tubuh membutuhkan bensin dalam jumlah tertentu yangdisebut dengan kalori. Bila kita ingin menurunkan berat badan, jumlah bensinyang masuk harus lebih sedikit daripada yang dipakai. Tergantung dari tinggi danberat badan serta aktivitas fisik sehari-hari, jumlah kalori yang masuk sehari-hariberkisar antara 800-1.500 kalori.

Jumlah kalori itu juga tergantung pula dengan seberapa cepat penurunan beratbadan yang kita inginkan. Makin banyak penurunan berat badan yang kita inginkan, tentu saja membuat kalori yang harus masuk lebih sedikit.

Makin banyak olahraga yang kita lakukan, maka makin banyak asupan kalori yangbisa kita makan. Agar takaran kalori ini pas, akan lebih baik jika kita berkonsultasikepada ahli gizi.