Find Us On Social Media :

Viral 70 Warga Jabar Keracunan Ikan Pindang, Rupanya Ini 5 Bakteri Penyebab Keracunan yang Ada di Makanan

By Afif Khoirul M, Rabu, 26 Juni 2019 | 19:30 WIB

Pindang Bandeng

Intisari-online.com - Baru-baru ini beredar kabar mengenai berita keracunan makan yang memakan korban jiwa.

Kali ini, sebanyak 70 warga Desa Jayagiri, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur, dilaporkan Tribunjabar.com (24/6/2019) menderita keracunan setelah mengonsumsi pindang ikan mas yang dijual di acara perpisahan sebuah sekolah dasar.

Dua di antaranya meninggal dunia, dan sebanyak 41 orang harus dirawat di Puskesmas karena dinyatakan masih menderita gejala pusing, mual, dan buang air besar secara terus menerus.

Sebanyak 27 orang sisanya dirawat di rumah masing-masing.

Baca Juga: Meninggal saat akan Pesan Makanan, Jasad Pria Ini Baru Dikremasi Setahun Kemudian Setelah Polisi 'Menyerah'

Bahkan Pemerintah Kabupaten Cianjur menetapkan kejadian luar biasa (KLB) atas terjadinya peristiwa keracunan ini.

Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur kemudian mengambil sampel bumbu pindang ikan emas dan kepala ikan untuk diperiksa ke laboratorium.

Hal itu disampaikan Kepala Bagian Humas Pemkab Cianjur Gagan Rusganda, Minggu (23/6/2019).

Gagan mengatakan, upaya yang sudah dilakukan puskesmas dan Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan pengobatan terhadap penderita dan melakukan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektoral.

Baca Juga: Sambil Menahan Sakit Akibat Kontraksi yang Dialaminya, Seorang Ibu Tetap Susui Anak Pertamanya, Bukti Besarnya Kasih Ibu

"Kami juga menginvestigasi dan menanggulangi KLB, kami membuka Pos Penanggulangan KLB di lokasi kejadian di Desa Jayagiri," katanya, Minggu.

Saat ini Dinkes melakukan pengambilan sampel sisa makanan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.

Beberapa sampel yang diperiksa terdiri dari bumbu masak yang digunakan untuk mengolah makanan diduga penyebab KLB dan kepala ikan pindang sisa yang dimakan oleh korban.

"Puskesmas dan Dinkes juga melakukan pemantauan untuk penemuan kasus baru dan terhadap penderita yang sudah diobati," katanya.

Baca Juga: 'Saya Lelah' Atau 'Saya Mengantuk', Begini Cara Membedakannya

Gagan mengatakan investigasi dilakukan tim dari Polres Cianjur bersama-sama dengan beberapa orang anggota tim Dinas Kesehatan serta Puskesmas, melakukan investigasi langsung ke lokasi kejadian.

Tim ini dengan mendatangi dan mewawancarai sebagian penderita, penjual, dan pengolah makanan yang diperkirakan sumber dari kejadian ini.

Keracunan makanan dapat dipicu oleh berbagai hal seperti cara memasak atau kebersihan makanan itu sendiri.

Namun penyebab sesungguhnya adalah munculnya bakteri dari proses-proses tersebut.

Berikut bakteri-bakteri yang biasanya menyebabkan keracunan pada makanan seperti dilansir dari eatright.org:

Baca Juga: Demi Suksesi Kerajaan, Kaisar China Harus 'Tidur' Bersama 121 Wanita Hanya dalam 15 Hari, Jadwalnya Sangat Rumit

Salmonella

Salmonella adalah salah satu bakteri penyebab diare yang paling umum.

Kontaminasi Salmonellas ini bisa membuat penderitanya harus dirawat di rumah sakit, bahkan dibeberapa kasus menjadi penyabab kematian terkait makanan.

Salmonella akan lebih parah dampaknya pada wanita hamil, orang lanjut usia, anak-anak dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Bakteri Salmonella dapat hidup di saluran usus manusia dan hewan lain, sehingga bakteri ini dapat dengan mudah menyebar keseluruh tubuh.

Beberapa makanan diketahui mengandung bakteri ini diantaranya, telur mentah atau setengah matang, daging merah dan putih, buah dan sayuran mentah, serta susu yang tidak dipasteurisasi.

Penularan bakteri ini bisa melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi atau makanan yang terinfeksi karena tidak higinis.

Untuk mencegah komplikasi Salmonella kita bisa memasak bahan makanan sesuai suhu yang disarankan.

Cuci buah dan sayuran mentah sebelum dikonsumsi. Hindari produk susu yang tidak dipasteurisasi dan daging mentah.

Cuci tangan sesering mungkin, terutama setelah memegang daging atau unggas mentah. Bersihkan permukaan dapur dan hindari kontaminasi silang.

Baca Juga: Meninggal saat akan Pesan Makanan, Jasad Pria Ini Baru Dikremasi Setahun Kemudian Setelah Polisi 'Menyerah'

Clostridium perfringens

Clostridium perfringens merupakan bakteri yang dapat berkembang biak dengan sangat cepat dalam kondisi normal. Bayi, anak kecil dan orang lanjut usia paling berisiko terjangkit bakteri ini.

Penyakit biasanya muncul pada saat makanan terkontaminasi oleh Clostridium perfringens dalam jumlah besar. Biasanya akan menghasilkan racun yang cukup untuk menyebabkan penyakit dalam bentuk kram perut dan diare.

Pencegahan penyakit dari kontaminasi ini dapat dilakukan dengan memasak makanan dengan suhu yang sesuai.

Pastikan saat memasak, minimal suhu yang harus tercapai adalah 60 derajat celcius. Sementara, kalau ingin mendinginkan makanan, suhu ruangan atau lemari pendingin harus kurang dari 4 derajat celcius.

Baca Juga: Demi Makan Siang yang Diantarkan untuk Temannya Tetap Panas, Wanita Ini Rela 'Terjun' dari Ketinggian 300 Meter

Campylobacter

Campylobacter merupakan bakteri yang juga menjadi penyebab diare akibat adanya kontaminasi pada makanan.

Makanan yang dimasak kurang matang, susu yang tidak di pasteurisasi, dan air yang tercemar memicu berkembangnya bakteri ini.

Untuk pencegahannya, kita harus masak semua makanan secara menyeluruh, cegah kontaminasi silang dengan menggunakan talenan terpisah saat menangani makanan mentah dan matang, jangan minum susu yang tidak dipasteurisasi atau air yang tidak diolah dan cuci tangan sesering mungkin.

Cuci buah dan sayuran mentah sebelum dimakan juga penting untuk dilakukan.

Baca Juga: Penelitian: Ada Hubungan Antara Makanan Olahan dan Peningkatan Autisme

Staphylococcus aureus

Bakteri ini banyak ditemukan pada permukaan kulit, lubang hidung, serta bagian tenggorokan dalam tubuh manusia dan hewan.

Staphylococcus aureus sebenarnya tidak terlalu berbahaya. Namun lain ceritanya ketika bakteri ini sudah berpindah ke makanan.

Kembang biaknya akan semakin pesat dan akhirnya menyebabkan infeksi.

Gejala yang ditimbulkan, biasanya penderita akan mengalami infeksi pada saluran pencernaan yang mengakibatkan diare, nyeri dan kram perut, hingga mual dan muntah.

Makanan yang biasanya mengandung tinggi Staphylococcus aureus adalah makanan yang diolah langsung dengan tangan, misalnya saja salad, roti isi, dan berbagai produk kue dan roti.

Karenanya saat kita akan membuat makanan tersebut cuci tangan dengan menggunakan air mengalir dan sabun.

Jangan juga mengolah makanan atau pergi ke dapur jika sedang mengalami infeksi mata atau hidung.

Baca Juga: Ingin Segera Punya Anak? Kuncinya Pria Tidur Lebih Awal Agar Kualitas Sperma Lebih Bagus

Escherichia Coli (E.Coli)

E. coli adalah bakteri yang umum ditemukan di dalam usus manusia. Bakteri ini terdiri beberapa jenis dan sebagian besar di antaranya tidak berbahaya namun tetap merugikan kesehatan.

Sama dengan yang lain biasanya bakteri ini ditemukan di makanan yang tidak matang.

Cara mencegahnya, jaga kebersihan dapur dan diri ketika sedang mengolah makanan.

Hindari kontaminasi silang saat mengolah dan memasak makanan, misalnya tidak menggunakan pisau dan talenan untuk daging dan sayuran secara bergantian.

Pastikan juga semua makanan yang dikonsumsi matang dengan sempurna. (Anjar Saputra/Grid Health)

Artikel ini pernah tayang di Grid Health dengan judul 2 Dari 70 Warga Cianjur Meningal Dunia Akibat Konsumsi Pindang Ikan, Berikut 5 Bakteri Penyebab Keracunan Makanan