Find Us On Social Media :

Dari Gereja Katedral Hingga Pasar Senen, Inilah Jejak Wajah Batavia Tempo Doeloe

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 23 Juni 2019 | 12:30 WIB

Pasar Senen.

Museum Wayang, dulunya bangunan gereja Protestan Nieuwe Hollandsche Kerk yang diresmikan tahun 1736. Sebelumnya, tempat itu merupakan gereja lain, tempat J.P. Coen beserta 18 orang gubernur jenderal Hindia Belanda lainnya dimakamkan.

Gedung-gedung di kompleks Kota Tua Batavia kini menjadi saksi adanya kebudayaan Eropa di Indonesia di masa silam, dan merupakan tempat wisata kota yang kerap dikunjungi wisatawan mancanegara.

Baca Juga: Sambut HUT Jakarta, Besok 21 Juni Masuk Ancol Gratis, Catat Syaratnya

Molenvliet – Weltevreden dan yang tersisa

Yang tak kalah menarik adalah Molenvliet, sekarang daerah Jln. Gajah Mada dan Jln. Hayam Wuruk. Daerah pusat perdagangan yang kini selalu hiruk pikuk itu, dahulu merupakan bagian kota paling indah.

Seorang Prancis yang pernah berkunjung ke Batavia menulis kira-kira seperti ini, "Jalan ini termasuk jalan paling bagus yang dapat disaksikan. Semua jalan menuju Molenvliet itu dihiasi istana-istana indah, kediaman-kediaman anggota Dewan India, pegawai-pegawai dari Compagnie (VOC - Red.), dan pedagang-pedagang paling kaya.”

Memang, waktu itu rumah-rumah indah di tengah kebun rindang dan pekarangan  berbunga, terletak di sisi Sungai Ciliwung yang ramai dilalui perahu.

Baca Juga: Ditinggal Separuh Penduduknya, Begini Penampakan Jakarta di Lebaran 2019

Untunglah, masih tersisa satu rumah, yakni Gedung Arsip Nasional di Jln. Gajah Mada no. 111.

Bangunan bercorak dan bergaya Renaissance Holland itu dibangun tahun 1760 oleh Reynier de Klerk, anggota Dewan India di zaman VOC, yang kemudian diangkat menjadi gubernur jenderal (1777).

Antara tahun 1924 dan awal 1990, gedung itu dipakai untuk menyimpan arsip nasional. Namun, sejak 1990, gedung itu digunakan juga untuk pameran.

Bahkan pada tahun 1995, dengan dibiayai sekelompok pengusaha Belanda yang mendirikan sebuah yayasan, Gedung Arsip Nasional direstorasi dan sekarang telah kembali megah, disewakan untuk berbagai acara sosial dan juga untuk acara-acara umum, seperti pesta pernikahan.