Find Us On Social Media :

Kisah Perawat Gila Pembunuh Jane Toppan 'Tidur Disebelah Pasien Menciumnya Lalu Membunuhnya dengan Racun'

By Afif Khoirul M, Senin, 17 Juni 2019 | 12:30 WIB

Foto ilustrasi Jane Toppan.

Intisari-Online.com - Sebagai seorang perawat, sebagian besar tugasnya adalah merawat pasien dan tugas mulianya adalah menyelamatkan nyawa orang.

Namun, hal lain dilakukan oleh seorang perawat yang terkenal gila dan keji ini. Dia adalah Jane Toppan, seorang perawat yang memiliki sejarah kelam di baliknya.

Jane Toppan tidak pernah memiliki kehidupan yang sempurna, dia menyerah ke panti asuhan Boston dan disewa oleh keluarga angkat pada usia 6 tahun.

Melansir The Occult Museum, Toppan ditakdirkan hidup dalam perbudakan, namun tidak ada yang menyangka dia akan hidup dalam kegelapan.

Baca Juga: Sering Menatap Layar Ponsel ke Bawah, Kerangka Tengkorak Manusia Akan Berubah Menjadi Seperti Ini

Toppan tumbuh membenci keluarga asuhnya karena memperlakukannya dengan buruk, khususnya adik angkatnya Elizabeth Toppan yang lebih dicintai keluarga dan temannya.

Di usia pertengahan dua puluhan, Toppan meninggalkan keluarga untuk menjadi perawat di Rumah Sakit Cambridge di Massachusetts.

Segera dia mulai melakukan aksi kelam hingga ditangkap pada tahun 1901, karena membunuh seluruh keluarga. Toppan juga terkenal meracun setidaknya 31 pasien.

Kisahnya bermula ketika Toppan melakukan eksperimen dengan pasien di Rumah Sakit Cambridge.

Baca Juga: Kabar Terbaru Agung Hercules Menderita Kanker Otak, Ini 3 Tahapan Tes Sebelum Penderita Divonis Kanker Otak

Dia menguji berbagai tingkat morfin dan narkotika lainnya pada pasien yang tidak mau, dia mengklaim hanya menguji sistem saraf mereka.

Namun, tak lama kemudian tes mengerikan ini menyebabkan pembunuhan, Toppan mulai memberikan strychnine (racun tikus) daripada memberikan dosis morfin.

Bagi Toppan pada waktu itu, pembunuhan adalah kepuasan tersendiri, bahkan dia ketagihan untuk terus melakukan pembunuhan kepada korbannya.

Dia akan naik ke tempat tidur, kemudian tidur di sebelah pasien dan memberikan racun tikus kepadanya lalu mencium wajahnya.

Baca Juga: (Video) Tingkah Iriana Jokowi Bawa Tas Besar saat Momong Cucu Ini Menuai Perhatian dan Pujian

Namun, rumah sakit akhirnya memerhatikan karena tidak bisa mengabaikan overdosis yang terjadi pada pasien secara berulang selama di tangan Toppan.

Dia akhirnya dipindahkan ke Massachusetts General, karena faktanya pasien yang tidak terbunuh mereka menyukai perawatan Toppan.

Meski demikian tahun 1891, sekali lagi karena pasiennya overdosis, Toppan dipecat, dia dianggap bertanggung jawab atas banyak kematian.

Setelah pemecatannya, dia menjadi perawat pribadi dan melanjutkan kebiasaan mematikannya.

Baca Juga: Duduk Terlalu Lama Bisa Bikin Bokong Kita Kendur? Ini Jawaban Ahli

Selama 10 tahun dia melakukan pembunuhan tidak hanya untuk kesenangan, namun juga untuk keuntungannya.

Dia meracuni tuannya dan istri tuannya, kemudian meninggalkan rumahnya setelah kosong. Dia terus membunuh sepanjang abad ke-19.

Tak hanya tuannya, temannya juga menjadi korban hingga sudara perempuan angkatnya.

Ketika Toppan mencoba meracuni seluruh keluarga Davis, pertama dia berhasil membunuh ibu pemimpin keluarga, kemudian dalam 3 bulan seluruh keluarganya meninggal.

Baca Juga: Ini 5 Alternatif Minuman Sehat Pengganti Kopi yang Bisa Anda Coba

Namun, menantu dari keluarga Davis selamat, dia curiga dan memesan laporan toksikologi tentang istrinya, hasilnya kematian istrinya disebabkan karena diracuni.

Kemudian, dia melaporkan ke polisi dan Toppan mulai diburu, dan berhasil ditangkap Oktober 1901. Dalam keterangannya dia mengaku membunuh 31 orang, tetapi dinyatakan tidak bersalah karena kegilaan.

Dalam pengakuannya, Toppan bersaksi dia merasa tidak bersalah, Saya sama sekali tidak menyesal."

"Saya tidak merasa kasihan dengan mereka, bahkan saya meracuni teman-teman hingga keluarga yang menyewa saya, dan saya tidak bersedih atas kematian mereka," katanya.