Find Us On Social Media :

Narsis, Gangguan Mental yang Selalu Memutar Kisah Untuk Membuat Diri Mereka Terlihat Sebagai Korban

By Nieko Octavi Septiana, Minggu, 2 Juni 2019 | 15:30 WIB

Narsis

Intisari-Online.Com - Pernah dengar istilah 'narsis'?

Narsis sering dikenal sebagai sikap orang yang 'gila foto' atau memiliki kepercayaan diri tinggi.

Padahal narsis merupakan salah satu bentuk gangguan mental atau gangguan psikolgis.

Narsis atau secara ilmiah disebut Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah gangguan psikologis ketika seseorang memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi untuk kepentingan pribadinya, dibarengi rasa ingin dikagumi.

Baca Juga: Sering Bandingkan Penampilan Fisik Diri Sendiri dengan Orang Lain, Hati-hati, Bisa Jadi Gejala Gangguan Mental

Dilansir ushealthglobal.com (1/6/2019) dari mereka yang memiliki kecenderungan narsis yang kuat memiliki kecenderungan sosial destruktif tertentu.

Jika Anda berurusan dengan orang narsis, tak jarang akan ada konflik.

Namun ketika mengalami konflik, mereka akan selalu menganggap dirinya sebagai korban.

Orang-orang narsis selalu berperan sebagai korban dan mereka memanipulasi orang-orang di sekitar mereka.

Jika diibaratkan, orang narsis tidak dapat hidup di dunia nyata karena kenyataan terlalu menyakitkan untuk mereka terima.

Sehingga untuk mengatasinya mereka menipu diri sendiri. 

Mereka melanjutkan dengan membuat kehidupan dan kisah alternatif dari peristiwa yang telah terjadi.

Baca Juga: Nekat Tembus Rumah yang Kebakaran, Apa yang Diselamatkan oleh Pria dengan Keterbelakangan Mental Ini Sungguh Mengejutkan

Kebohongan

Orang-orang yang berpikiran sehat menghadapi berbagai peristiwa ketika mereka terbuka. 

Mereka menghadapi hidup dan tantangannya dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Seorang narsis tidak mampu melakukan ini. 

Segala sesuatu yang salah akan selalu menjadi kesalahan orang lain, bukan kesalahan mereka.

Itu sebabnya mereka harus berbohong tentang apa saja dan segala sesuatu untuk memenuhi kebutuhan ini. 

Mereka mencari orang-orang yang akan mendengarkan dan percaya 'kebenaran mereka' dan kemudian menggunakan kesetiaan mereka untuk memberi makan kebohongan.

Muncul proyeksi:

Ketika seorang narsisis memberi tahu Anda bahwa seseorang telah kejam terhadap mereka dan menyebarkan kebohongan, sebenarnya merekalah yang melakukan ini, bukan orang yang mereka bicarakan.

Misalnya adalah mereka akan mengklaim orang yang mereka cintai telah selingkuh, bisa jadi sebenarnya orang yang narsis itulah yang telah bermain-main.

Benih pertama yang menjadi korban telah ditanam dan sekarang mereka akan terus memberi makan kebohongan, sehingga benih dapat tumbuh. 

Anda akan mendengar hal-hal seperti, "Lihat apa yang telah mereka lakukan pada saya, yang saya lakukan hanyalah mencintai mereka" atau "Saya orang yang baik di sini, mengapa mereka melakukan ini" sebagai contoh.

Baca Juga: Kisah Mohamed Salah, Anak dari Desa Kecil di Mesir Itu Kini Bawa Liverpool Juara Liga Champions

Membangun cerita selanjutnya:

Narsis akan memberi Anda sedikit cerita dengan kecepatan yang mereka pilih. 

Ini seperti menonton film yang dibuka, di mana beberapa menit terakhir mengungkapkan cerita lengkapnya. 

Mereka melakukan itu untuk efek dramatis dan kasihan Anda.

Mereka menemukan korban atau orang yang mereka yakini dapat menjadi korban mereka berikutnya dan berusaha 'menggertak' mereka.

Tapi skenario bisa berubah ketika orang lain melawan dan tak percaya begitu saja.

Biasanya ketika seperti ini ia membalikkan dengan mengatakan orang itu terlalu sensitif, tidak adil dan mencari perhatian.

Akhirnya terlihat:

Ketika kebohongan, proyeksi, dan cerita tidak berhasil, korban telah mengalahkan narsis di permainan mereka sendiri.

Jadi korban mereka tidak lagi di bawah kendali mereka semua.

Saat itulah beberapa kisah dalam imajinasi terliar narsis muncul, melakukan apa saja demi menghancurkan korban sebenarnya, bisa berupa teror atau ancaman-ancaman tertentu.

Cara menghadapi orang narsis:

Pasang 'penghalang' Anda, Anda tidak melakukan kesalahan. Jangan terpengaruh atau terpancing emosi.

Bila Anda adalah orang yang 'ditanami' kebohongan, tanyakan kebenaran ucapannya dan jangan percaya pada satu sumber.

Baca Juga: Terlalu Banyak Menonton TV Pasca Kerusuhan 22 Mei 2019 Bisa Berbahaya Bagi Kesehatan Mental