Find Us On Social Media :

Kisah Sumur Sakti, Tempat Gadis-gadis Dipersembahkan Demi Menenangkan Setan yang Bermukim

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 1 Juni 2019 | 05:00 WIB

Piramida Chichen Itza di Meksiko.

Baca Juga: Arkeolog Berhasil Menemukan Ruangan Rahasia di Bawah Piramida Bulan, Diyakini untuk Ritual

Thompson sendiri masuk dengan tali, pisau dalam mulut dan saku-sakunya penuh lilin serta alat-alat lain. Dibawah ternyata diketemukan barang-barang yang tak ternilai harganya. Suatu tempat bunga dari albast yang transparan, bagus buatannya.

Manik-manik jade dan mainan kalung jade juga. Ia baru mengamat-amati barang-barang itu waktu pembahtu-pembantunya sudah ada disampingnya. Mereka tak sabar menunggu diatas.

Disana-sini  berserakan kerang yang dihias bagus dengan parelmoer, guci-guci terlukis, batang-batang batu api yang  mirip dengan batu-batu yang digunakan bangsa Druida kuno dan beberapa mutiara oval besar.

Namun barang-barang itu sudah terlalu lama tak terurus sehingga kebanyakan kalau disentuh sudah bubar tak keruan. Mungkin  tempat ini bekas pemakaman pendeta-pendeta  zaman kuno.

Baca Juga: Tersembunyi di Dalam 2 Piramida Selama 4.000 Tahun, Keberadaan 800 Makam Kuno Akhirnya Terungkap

Mereka demikian terkesan sehingga hampir lupa naik. Waktu sudah lelah sama sekali, mereka baru ingat pulang. Diluar mereka disambut oleh konser ratap tangis dari sanak keluarga. Kiranya mereka sudah mati tertelan oleh “ular besar".

Di samping itu Thompson juga menemukan peninggalan lebih penting yang hampir-hampir  minta jiwanya sendiri.

Disekitar kota Chichen Itza ada tiga sumur. Thompson tertarik oleh salah satu sumur itu. Diameternya 60 meter dan dinding kapur kelilingnya 18 meter tingginya diatas permukaan air yang keruh.

Didepan pintu gerbang masuk sumur itu ada sebuah kuil. Menurut kepercayaan orang setempat, sumur itu tempat persembahan yang ada harta karunnya.

Baca Juga: Tersembunyi di Dalam 2 Piramida Selama 4.000 Tahun, Keberadaan 800 Makam Kuno Akhirnya Terungkap

Dulu kalau ada wabah penyakit, orang-orang daerah ini selalu mengadakan selamatan. Untuk kesempatan ini diadakan arak-arakan. Dimuka didahului pendeta-pendeta, dibelakangnya ada orang-orang yang memanggul persembahan mahal dan pawai ini ditutup oleh orang-orang yang akan dijadikan “korban".