Find Us On Social Media :

Kisah 2 Keluarga Miskin yang Tak Pernah Tersentuh Bantuan Pemerintah: 'Pasrahkan Saja pada Tuhan'

By Tatik Ariyani, Senin, 20 Mei 2019 | 18:45 WIB

Potret keluarga miskin di Kab PALI yang luput dari perhatian pemerintah

Menurutnya, yang ia makan saat ini murni dari tetes keringatnya sendiri dari hasil upahannya menyadap karet.

Dimana penghasilannya tidak tetap, terkadang dirinya mendapat Rp 150.000/minggu, itupun kalau harga getah karet sedang meningkat. Namun jika harga karet jatuh, terkadang penghasilan nenek Sainimah di bawah Rp 100.000/minggu.

Saat hingar bingar pesta demokrasi yang lalu, nenek Sainimah bahkan sama sekali tak pernah dilirik partai politik atau Caleg apalagi Capres yang sibuk mencari suara.

Bagi dirinya, politik tidak ada pengaruh bagi kehidupannya, yang dia takutkan saat ini adalah usianya yang semakin senja dan jatuh sakit, tentunya dia tidak bisa mengais rezeki lagi dan ditakutkan tidak ada orang peduli untuk merawatnya.

Baca Juga: Kemunculan Pemimpin Muda: Berikan Rasa Aman Kepada Rekan Senior

Diakuinya bahwa yang dia harapkan dan selalu dipinta saat berdoa adalah selalu diberi kesehatan, ataupun apabila Tuhan akan mencabut nyawanya, janganlah diberi sakit terlebih dahulu agar tidak ada orang yang ikut susah dengan kondisinya.

"Aku sudah terbiasa seperti ini, harapan untuk memperbaiki kehidupan sudah punah, apalagi harus minta-minta bantuan dari pemerintah, kalaupun ada perhatian dari pemerintah, kenapa tidak diberikan sejak dari dulu. Hanya satu permintaan aku dengan Tuhan adalah kesehatan dan aku tidak ingin menyusahkan orang lain, biarlah aku miskin dan menanggung beban hidup seorang diri," tukasnya dengan tatapan mata kosong.

Kemiskinan yang mendera nenek Sainimah di Desa Babat rupanya juga dialami Ajamudin (35) yang tinggal di sebuah gubuk yang nyaris roboh bersama sang istri, Santi (25).

Kondisi rumah Ajamudin lebih parah dari kediaman nenek Sainimah. Dinding bangunan dan atapnya yang terbuat dari daun ilalang telah lapuk dan sudah jauh tidak layak huni.

Baca Juga: Beruntung, Seorang Pencari Logam Temukan 1,4 Kg Emas Seharga Rp1,4 Miliar