Uang dari hasil menggadaikan motor trailnya tersebut bukan untuk dibagi-bagikan kepada masyarakat, melainkan membuat stiker, kartu nama dan alat peraga kampanye (APK) pendukung lainnya.
Di samping itu, Anton juga memanfaatkan jaringan komunitas miliknya seperti komunitas pencinta alam 'Sedulur Gunung', olahraga, komunitas motor trail, alumni dan lainnya untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat.
"Semua bergerak, perang 'udara' melalui WhatsApp untuk mengajak memilih saya," ungkap pria kelahiran Solo, 19 Desember 1977.
Setelah lolos menjadi wakil rakyat di Solo, Anton mengatakan akan membawa misi perubahan.
Dirinya mengaku telah menggalang komunikasi dengan beberapa anggota dewan incumbent yang lolos untuk mendukung misinya tersebut.
"Solo itu harus asyik. Kita kemarin sepakat ruang-ruang publik, tempat-tempat ngopi ini harus diperbanyak dengan diskusi. Tujuannya untuk menyerap aspirasi," kata pria yang 13 tahun bekerja sebagai satpam itu.
Putra kedua dari pasangan Ignatius Saidi dan Sisilia Sulatri menyatakan gaji yang ia terima setiap bulannya nanti tidak akan diambil semua, melainkan untuk membantu masyarakat, terutama para pendukungnya.
"Saya bukan orang yang terbiasa hidup mewah. Jadi, gaji saya sebagian akan kita perbantukan untuk masyarakat," terang Anton.
Baca Juga : Tak Hanya di Indonesia, Fenomena 'Caleg Stres' Juga Muncul di Negara Maju Seperti Amerika Serikat