Find Us On Social Media :

Jokowi Pindah Ibu Kota ke Luar Jawa, Rencana Memindah Pusat Pemerintahan Terjadi Sejak Kolonial-Orba

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 30 April 2019 | 10:30 WIB

Sebelum Indonesia terbentuk, pada 1808, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels, sudah mengangankan untuk memindah ibu kota ke Surabaya.

Alasannya, Surabaya dinilai lebih sehat dari Batavia.

Ada juga pertimbangan faktor pertahanan dan keamanan, karena letaknya dekat dengan pangkalan armada laut Belanda di Gresik.

Kabarnya Daendels juga sempat melirik Bogor, yang dulu bernama Buitenzorg.

Baca Juga : Ilmuwan Menyebutnya 'Monster Absolut,' Ini Foto Sesungguhnya Lubang Hitam, Pertama Dalam Sejarah

 

Beberapa waktu kemudian, pemerintah kolonial kabarnya juga sudah mempersiapkan Bandung.

Alam yang sejuk dan dikelilingi pegunungan menjadi pertimbangan.

Salah satu bukti persiapan itu berupa pembangunan Gouvernements Bedrijven, sekarang disebut Gedung Sate, yang direncanakan sebagai bakal kantor pemerintahan.

Baca Juga : Pemilu Pertama Indonesia 1955: Kisah Perselisihan Soekarno-Hatta yang Bersatu Jadi Dwitunggal

Tapi gara-gara Perang Dunia II rencana ini gagal.

Di masa kemerdekaan, Bung Karno pernah memerintahkan untuk mempersiapkan Palangkaraya yang saat itu masuk dalam Provinsi Kalimantan Selatan.

Konon, gagasan itu muncul setelah Bung Karno melihat pembangunan kota Brasilia, yang tengah dipersiapkan menjadi ibukota negara Brazil.

Bisa jadi Palangkaraya terpilih lantaran letaknya mirip Brasilia, beradadi tengah-tengah wilayah negara, sehingga diharapkan mendorong pembangunan yang lebih merata.

Baca Juga : Supertasmar, Surat Perintah Soekarno Untuk Mengoreksi Supersemar yang Disalahtafsirkan Soeharto