Find Us On Social Media :

Sanggup Memenggal Negara Malaysia Jadi 2 Bagian, Inilah Kekuatan Tempur TNI di Natuna

By Tatik Ariyani, Selasa, 30 April 2019 | 09:30 WIB

KRI Teuku Umat 385 sedang meluncurkan RBU-6000 yang berguna untuk membabat kapal selam.

Intisari-Online.com - Pada Sabtu, 27 April 2019 lalu, KRI Tjiptadi 381 oleh kapal Vietnam Fisheries Resource Surveillance di perairan Laut Natuna

Kejadian itu menunjukkan adanya konsistensi penjagaan teritori maritim oleh aparat keamanan Indonesia.

Tak perlu takut atau merasa minder dalam peristiwa itu. Justru pengawasan dan penjagaan teritori laut Indonesia harus lebih digalakkan.

Sebab TNI AL sudah melakukan tindakan yang benar dan sesuai prosedur demi tegaknya kedaulatan Indonesia.

Baca Juga : Ketika Perompak Somalia Sandra Kapal Indonesia, Gabungan Kopassus, Kopaska dan Denjaka Ini Langsung Menghabisinya

Kalau hanya sekedar Nota Protes saja yang dilayangkan oleh pemerintah kepada Vietnam terkait hal itu, rasanya sedikit 'hambar' menyoal peristiwa pelanggaran kedaulatan negara Indonesia.

Maka dari itu supaya tak gertak sambal saja dan menunjukkan jika Indonesia bakal tegas menindak setiap pelanggaran teritori, pemerintah sudah mengambil langkah-langkah strategis.

Salah satunya mempersenjatai pulau Natuna.

Melalui Minimum Essential Force (MEF) alias Kekuatan Pokok Minimum yang terbagi tiga tahap, TNI mulai mendorong maju arsenal perangnya ke perbatasan antar negara.

Baca Juga : Bermula dari Panggilan Tak Dikenal di WhatsApp, Wanita Ini Kehilangan Rp100 Juta dari Rekeningnya Tanpa Sadar

Yang paling kentara ialah perkuatan pulau Natuna yang dihuni oleh Batalyon Komposit yang berisi satuan pemukul dari TNI AD, TNI AL, TNI AU.

Anggaran pertahanan Indonesia yang semakin meningkat setiap periodenya berimbas pada belanja alutsista gila-gilaan oleh TNI yang bisa membuat meradang seluruh kawasan.

Setelah pembangunan infrastruktur macam pelebaran dermaga, pembangunan landasan pacu, hanggar dan barak prajurit selesai maka isian 'alat penggebuk' pun mulai disuntikkan ke Natuna.

Baca Juga : Tak Hanya Jadi Bumbu Masakan, Belimbing Wuluh Juga Bisa Atasi 7 Penyakit Ini Lho, Salah Satunya Sembuhkan Alergi

Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang ditempatkan di Natuna pun tak main-main.

Di sana disiagakan tiga KRI ukuran besar sekelas Fregat Bung Tomo class dan Korvet Diponegoro class untuk melakukan patroli di perairan Natuna dan laut China Selatan.

Terbaru tentunya korvet kelas Parchim TNI AL yang tanpa diduga ternyata ikutan nimbrung di Natuna.

Sedianya juga akan ditempatkan kapal selam di Natuna untuk menanggulangi aspek peperangan bawah laut.

Belum selesai sampai di situ, rencananya di Natuna juga akan ditempatkan satu skadron pesawat tempur untuk melakukan operasi patroli udara berkemampuan Maritime Strike.

Baca Juga : Jangan Dibuang, Ternyata Kulit Mentimun Masih Bisa Digunakan Untuk 3 Hal Ini

Pesawat tempurnya pun merupakan kelas wahid macam F-16 C/D Block 52ID dan Sukhoi Su-27/30 milik TNI AU.

Merasa masih kurang? tenang ada lagi penambahan pasukan elite tiga matra milik TNI macam Marinir, Paskhas serta Kostrad. 

Di Natuna juga disiagakan berbagai macam radar penjejak agar dapat mengetahui jika ada unsur asing yang menyelonong masuk ke teritori ,Indonesia tanpa izin bahkan pesawat siluman/stealth pun bakal terdeteksi jika mencoba melakukan pelanggaran.

Baca Juga : Bisa Dapatkan Istri dengan Pelihara Babi, Beginilah Kehidupan Ibu Kota 'Termiskin' di Dunia

Perkuatan Natuna dimaksudkan sebagai unsur penangkal dengan jargon 'gebuk duluan sebelum masuk' dalam artian cegah dulu jauh diluar sebelum masuk ke teritori Indonesia.

Tentu dijadikannya Natuna sebagai pangkalan militer pemukul terdepan TNI di bagian utara Indonesia membuat banyak negara was-was.

Salah satunya ialah Malaysia yang sudah panik bukan main karena kekuatanTNI di Natuna bisa memenggal/membelah negara mereka menjadi dua bagian.

Baca Juga : Sakit Diabetes Tapi Ingin Berpuasa? Ini Nutrisi yang Harus Anda Lengkapi Selama Bulan Puasa

Posisi Natuna berada ditengah antara Semenanjung Malaysia serta Sabah dan Sarawak.

Maka mau tak mau jika ada pesawat atau kapal laut baik akan dan ke Semenanjung-Sabah & Sarawak, maka harus mendapat clearance dari pihak Indonesia. 

Jika Indonesia mau jahat, bisa saja jalur antara Semenanjung- Sarawak diblokade untuk mengurung salah satu wilayah negara Malaysia itu.

Jika nekat terobos tanpa izin maka siap-siap saja terima akibatnya.

Perkuatan di Natuna masih terus berlanjut dan di sana nantinya akan ditempatkan peralatan tempur kelas satu nan canggih milik TNI untuk menghadapi segala bentuk ancaman yang menganggu kedaulatan Indonesia. (Seto Aji/Gridhot.ID)

Artikel ini pernah tayang di Gridhot.id dengan judul "Jangan Anggap Remeh Indonesia, Ini Kekuatan Tempur TNI di Natuna yang Sanggup Memenggal Negara Malaysia Jadi 2 Bagian"