Find Us On Social Media :

Hamil di Usia 37 Tahun, Meghan Markle Alami ‘Kehamilan Geriatri’, Adakah Bahayanya?

By Mentari DP, Senin, 29 April 2019 | 21:00 WIB

 

Intisari-Online.com – Seperti yang kita ketahui, Meghan Markle saat ini sedang hamil anak pertamanya dengan Pangeran Harry.

Dan diketahui juga bahwa saat ini Meghan hamil di usia 37 tahun.

Hamil di usia 37 tahun dianggap sebagai "usia ibu lanjut" oleh banyak ahli.

Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat justru menemukan data yang unik.

Baca Juga : Rencana Pemindahan Ibu Kota Indonesia, Ini 7 Negara yang Sudah Memindahkan Ibu Kota Negaranya

Disebutkan, tingkat persalinan untuk wanita di atas 30 tahun meningkat, sementara untuk untuk wanita di bawah 30 tahun malah menurun.

Persalinan wanita berusia antara 30-34 tahun meningkat sebesar satu persen, wanita berusia 35-39 meningkat sebesar dua persen.

Namun, wanita berusia 40-44 tahun meningkat sebesar empat persen.

Selama ini, banyak dokter yang memperlakukan kehamilan "usia ibu lanjut" ini secara berbeda.

Sebab, kehamilan di usia 30 lebih memang rentan pada risiko kesehatan.  Oleh karena itu, perlu tindakan pencegahan ekstra.

Kehamilan Geriatri

Kehamilan di atas usia 35 ini disebut oleh para ahli dengan istilah "kehamilan geriatri".

Namun, istilah semacam ini telah jarang digunakan karena menyulut kemarahan para wanita hamil, di samping perubahan budaya pada umumnya.

Sebab, jumlah wanita yang memiliki anak dengan kategori "usia ibu lanjut" telah meningkat.

Bahkan, data yang sama mengungkap, jumlah wanita yang menunggu sampai mereka mencapai "usia ibu lanjut" untuk memiliki anak meningkat di selama beberapa tahun terakhir.

Pada rentang tahun 2000 dan 2014 angka tersebut tumbuh sebesar 23 persen.

Baca Juga : Rencana Pemindahan Ibu Kota Indonesia, Ini 7 Negara yang Sudah Memindahkan Ibu Kota Negaranya

Lantas, apa risiko dari kehamilan geriatri ini?

Menurut Deena Blumenfeld, pakar persalinan bersertifikat, gagasan "usia ibu lanjut" didasarkan pada dua hal, yaitu kesehatan serta kesejahteraan bayi dan ibu.

"Di atas usia 35, risiko cacat lahir tertentu naik secara signifikan."

"Risiko keguguran dan kelahiran mati juga meningkat seiring bertambahnya usia wanita," ungkap dia.

Blumenfeld menambahkan, wanita hamil berusia di atas 35 tahun juga berisiko lebih besar untuk memiliki kembar spontan, karena ovarium melepaskan terlalu banyak telur per siklus.

Berdasarkan laporan BMC Pregnancy & Childbirth, risiko lain yang terkait dengan kehamilan semacam ini adalah kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan cacat kromosom.

Lalu, ada pula risiko komplikasi persalinan, kebutuhan untuk operasi caesar, dan diabetes gestasional.

"Risiko komplikasi ini bervariasi dari 20-30 persen lebih tinggi daripada jika kamu berusia di bawah 35 tahun."

Demikian kata Dr. Sherry Ross, seorang ahli kesehatan ob-gin dan wanita.

Menurut Ross, hamil di usia lebih dari 40 tahun risiko mengalami komplikasi genetik dan medis meningkat hingga lebih dari 50 persen.

Ross juga mengatakan, bukan tidak mungkin untuk hamil ketika berada di usia "lanjut".

Namun, ada beberapa fakta yang harus kita perhatikan ketika merencanakan sebuah keluarga.

"Apa yang kita ketahui di dunia medis adalah bahwa kesuburan semakin menurun dengan bertambahnya usia," kata dia.

Baca Juga : 7 Tradisi Paling Aneh dari Berbagai Negara, Salah Satunya Menyapa Orang Lain Dengan Meludah

Menurut Ross, penuaan sel telur adalah fenomena biologis yang terkenal, dan disebut sebagai 'jam biologis'.

Saat perempuan mendekati usia 40 tahun, kata Ross, penuaan tersebut semakin tinggi dan menjadi lebih tinggi di usia 45 tahun.

Ross mengatakan, puncak kesuburan wanita berada di antara usia 20 hingga 24. Setelah usia 35, kesuburan menurun dengan cepat, terutama saat kita mendekati usia 40 tahun.

Antara usia 40-45 tahun, kesuburan menurun hingga 95 persen.

Jika kita ingin memiliki bayi tetapi belum siap untuk hamil, Ross menyarankan para perempuan untuk membekukan sel telur.

Menurut dia, usia ideal untuk membekukan sel telur saat perempuan berusia di bawah 35 tahun. Tapi, kita dapat membekukannya hingga usia 42 tahun.

Jika dikaitkan dengan kehamilan Meghan, istri Pangeran Harry ini harus mendapat pengawasan ketat dari dokter.

Dokter harus meningkatkan pemeriksanaan dengan sonogram untuk memeriksa kemajuan dan kesehatan bayi.

Dr. Shilpi Mehta-Lee, seorang spesialis medis ibu-janin di NYU Langone Medical Center, mengatakan pentingnya mendiskusikan risiko dan tes skrining yang harus dilakukan oleh wanita dengan kehamilan geriatri.

"Beberapa memilih untuk bertemu dengan konselor genetik untuk melakukan tes invasif, dan akses mungkin berbeda daripada untuk pasien yang lebih muda," ucapnya.

Ia mengatakan, diskusi dengan ahli membuat banyak wanita berkurang rasa gugupnya ketika menjalani masa kehamilan.

Salah satu tes yang bisa dilakukan oleh wanita hamil adalah skrining untukdown sindrom dan kelainan kromosom lainnya dalam kehamilan mereka. (Ariska Puspita Anggraini)

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Kehamilan "Geriatri" yang Dialami Meghan Markle...")

Baca Juga : Walau Disukai Wanita, Ternyata Jenggot Pria Mengandung Lebih Banyak Bakteri