Find Us On Social Media :

Banjir Kiriman Rendam Jakarta: Sebenarnya, Sejak Lahir Jakarta Memang Sudah Bergelut dengan Banjir

By Ade S, Sabtu, 27 April 2019 | 12:00 WIB

 

Berapa pula jadinya jumlah sungai yang masuk menjadi bagian dari kawasannya?

Menurut catatan yang ada, kali besar dan kecil yang memotong wilayah ibu kota yang luasnya 637,33 km2 itu sekarang ada 13 buah.

Kecuali K. Sekretaris dan K. Cideng, semuanya berhulu di dataran tinggi di Provinsi Jawa Barat, macam K. Mookevart, K. Angke, K. Pesanggrahan, K. Grogol, K. Krukut, K. Ciliwung, K. Cipinang, K. Sunter, K. Buaran, dan K. Cakung.

Wajar ‘kan kalau Jakarta lalu menjadi rawan oleh ancaman banjir? Keniscayaan itu baru dari sisi banyaknya sungai dan anak-anaknya.

Belum lagi mengingat kenyataan bahwa topografi kawasan Jakarta memang menempati wilayah yang ceper, rata, atau berupa dataran rendah.

Apalagi 40 persen wilayah di DKI  Jakarta ketinggian lokasinya memang berada di bawah atau sama dengan permukaan air laut.

Ciri alami Kota Jakarta dengan banyaknya sungai yang mengalir, topografi yang berupa dataran rendah dan kawasan pantai dengan pasang surut air lautnya, ditambah lagi curah hujan yang tinggi (1.750 – 2.500 mm per tahun) itu, memang sudah dari sononye, orang Betawi bilang.

Itu semua menyodorkan potensi kerawanan banjir di sejumlah lokasi. Kawasan yang sudah rawan banjir itu lalu diperbesar lagi kerawanannya oleh ulah manusia penghuninya.

Baca Juga : Video Dramatis Satu Keluarga Tolong Korban Banjir di Tol Ngawi, 'Ya Allah Ada Bayi'