Penulis
Intisari-Online.com – Label fakta gizi pada kemasan makanan dibuat untuk memberi kita, konsumen, wawasan tentang apa yang ada dalam makanan tersebut.
Dari banyaknya natrium dan serat dalam sekotak sereal hingga berapa banyak porsi dalam sekotak susu.
Mengetahui informasi ini dapat membantu Anda melacak nutrisi makro, memastikan Anda mendapatkan cukup vitamin dan mineral dalam makanan kita, dan bahkan membantu dalam pengelolaan kondisi kritis tertentu.
Baca Juga : Makanan Berlabel ‘Diet’ yang Ternyata Tidak Menurunkan Berat Badan
Ketika berbicara tentang nutrisi mulai dari ukuran porsi hingga jumlah tambahan gula yang harus dikonsumsi, yang terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter yang dapat menilai kebutuhan Anda.
Berikut ini tiga kiat yang disetujui oleh ahli gizi untuk pertanyaan paling umum tentang label nutrisi, seperti dilansir dari thehealthline.
Berapa porsi?
Baca Juga : #LovingNotLabelling, Ini Ilmu, Manfaat, serta Keseruan yang Didapat di Acara Coaching Clinic Hypnotalk
Ukuran penyajian adalha ukuran atau porsi produk yang setara dengan jumlah nutrisi yang terdaftar.
Semua informasi yang disediakan dalam label fakta gizi didasarkan pada ukuran penyajian yang tercantum.
Penyajian per kontainer adalah jumlah total porsi per kontainer.
Baca Juga : Belum Kantongi Label Halal dari MUI, Vaksin MR Ditolak di SD di Pangkal Pinang
Bila ukuran porsi tidak ditemukan pada label fakta gizi. Ukuran porsi yang disarankan untuk setiap orang mungkin tidak sama dengan ukuran porsi yang tercantum pada kemasan, terutama mereka yang menderita diabetes.
Cari seratnya
Sebagian besar dari kita mengerti bahwa serat adalah bagian penting dari makanan kita.
Asupan serat harian yang direkomendasikan tergantung pada usia, jenis kelamin, dan asupan kalori.
Pedoman umum dari National Academy of Sciences merekomendasikan asupan serat harian berikut: Jika di bawah 50 tahun: wanita: 25 gram, dan pria: 38 gram.
Jika lebih dari 50: wanita: 21 gram dan pria: 30 gram. Perhatikan gram serat per sajian pada label Fakta Gizi. Bidik makanan yang memiliki jumlah serat lebih tinggi, setidaknya 5 gram per sajian.
Label Fakta Gizi dirancang untuk menghitung persentase semua nutrisi dalam produk, termasuk serat makanan, berdasarkan persentase Nilai Harian (DV%).
Persentase ini dihitung atas dasar bahwa seseorang makan standar 2.000 kalori per hari.
Penting untuk diingat bahwa 2.000 kalori per hari lebih merupakan pedoman. Persyaratan diet setiap orang berbeda.
Baca Juga : Setali Tiga Uang dengan Susu Kental Manis, 3 Makanan Berlabel Sehat Ini Bisa Berbahaya Bagi Kesehatan
Serat adalah salah satu nutrisi pada label yang idealnya berada di kisaran yang lebih tinggi. Dengan kata lain, cari makanan dengan serat DV sekitar 20 persen per porsi.
Ketahui gula Anda
Disepakati bahwa secara umum, total asupan gula tambahan harian seseorang harus rendah.
Perbedaan antara gula total dan gula tambahan adalah.
Baca Juga : Diberi Label ‘Bayi Paling Prematur yang Pernah Ada’, Bayi ‘Ajaib’ Ini Berhasil Tumbuh Sehat
Gula total adalah jumlah total gula yang ditemukan dalam suatu produk, baik yang terjadi secara alami (seperti gula dalam buah dan susu) dan ditambahkan.
Gula yang ditambahkan hanya merujuk pada jumlah gula yang telah ditambahkan selama pemrosesan produk makanan.
Gula yang ditambahkan dapat mencakup: sirup jagung fruktosa tinggi, gula meja, madu, sirup maple, jus sayuran atau buah pekat, sirup beras merah
Baca Juga : 5 Jus yang Wajib Dikonsumsi Demi Kesehatan Tubuh, Tapi Jangan yang Kemasan, Ya!
The American Heart Association merekomendasikan para wanita untuk mengonsumsi tidak lebih dari 24 gram gula tambahan per hari dan pria mengkonsumsi tidak lebih dari 36 gram.
Dengan kata lain, ini berarti: untuk wanita: 6 sendok teh gula, atau 100 kalori dan untuk pria: 9 sendok teh gula, atau 150 kalori Meskipun penting untuk mengawasi asupan gula harian Anda, alasan untuk melakukannya mungkin berbeda dari orang ke orang.
Baca Juga : Benarkah Simpan Botol Kemasan Plastik di Dalam Mobil Dapat Lelehkan Jok Mobil?
Bagi sebagian orang, itu mungkin untuk menjaga kesehatan mulut.
Bagi yang lain, mungkin karena kebutuhan untuk mengelola atau menurunkan risiko kondisi kronis, seperti diabetes dan penyakit jantung.