Find Us On Social Media :

Hanya Dengan Budidaya Lalat, Warga di Kampung Ini Bisa Beri Beasiswa dan Bayar BPJS

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 14 April 2019 | 19:30 WIB

Ia mengaku baru dua kali memanen telur lalat.

“Saya baru dua kali memanen telurnya, masing-masing 1 gram. Selain dapat menghasilkan uang tambahan, ini sangat membantu untuk mengurai sampah organik.

Maggotnya juga dapat diolah menjadi pakan ternak ikan dan ayam, di sini banyak sekali yang ternak ikan,” tutur dia.

Sementara itu, pendamping Kampung Lalat Sarbusmi, Akbar mengatakan, dari hasil penelitian para ilmuwan terdapat lebih dari 800 jenis lalat.

Dari berbagai jenis lalat itu, sebagian besar mengandung patogen, kecuali lalat tentara hitam.

“Lalat ini berbeda dengan jenis lalat yang lain. Lalat lain kalau ada kotoran langsung hinggap, kalau ini tidak hinggap, hanya mengelilingi kemudian hinggap di tempat yang kering, gelap dan sempit di sekitar kotoran, makanya tidak mengandung patogen,” kata Akbar.

Lalat tentara hitam, menurut dia, dapat menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi.

Telur lalat mempunyai harga jual yang tinggi.

Selain itu, maggot dapat diolah menjadi maggot beku, maggot kering, tepung ikan dan lainnya sebagai pakan alternatif berprotein tinggi.

“Satu ekor lalat dapat menghasilkan 500-700 butir telur, untuk menghasilkan 1 gram telur butuh 14 hingga 13 ekor lalat, tergantung besar kecilnya.

Sampah organik yang dimakan maggot otomatis menjadi kompos," ujar Akbar.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com oleh Fadlan Mukhtar Zain dengan judul "Berkat Lalat, Warga di Kampung Ini Bisa Beri Beasiswa dan Bayar BPJS"

Baca Juga : Perut Pria Ini Terus Membesar Layaknya Orang Hamil, Begitu Dia 'Melahirkan', Inilah yang Keluar