Find Us On Social Media :

Hanya Dengan Budidaya Lalat, Warga di Kampung Ini Bisa Beri Beasiswa dan Bayar BPJS

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 14 April 2019 | 19:30 WIB

Dia berharap, ke depan budi daya lalat tentara hitam dapat dilakukan seluruh warga.

Hasil dari budi daya sebagian dapat digunakan untuk membayar iuran jaminan sosial ketenagakerjaan di di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.

“Ini bagian gerakan untuk memberikan jaminan sosial bagi pekerja, terutama buruh di sekitar hutan, harapannya warga bisa membayar iuran dari menjual maggot.

Tidak usah banyak-banyak, kalau setiap rumah bisa menghasilkan maggot 1 kilogram per hari, dalam sebulan bisa dapat Rp 90.000, itu sudah lebih dari cukup untuk membayar iuran BPJS Ketenagakerjaan,” kata Adib.

Nilai ekonomi tinggi Ketua Pengurus Kampung Lalat Sarbumusi Sutarno mengatakan, selain dua kandang besar, saat ini baru sekitar 23 KK yang sudah melakukan budi daya.

Dalam waktu dekat, jumlahnya akan terus bertambah dan ditargetkan seluruh KK yang berjumlah lebih dari 200 melakukan hal yang sama.

“Belum budi daya semua, sedang disiapkan kandang dengan nampan atas dan bawah yang dibentuk silinder menggunakan kelambu sebagai penutup, setiap rumah ukurannya 150 cm x 60 cm.

Kalau kandang besar yang sudah ada ukurannya 2,5 meter x 2 meter.

Selain maggot, harga telur lalat rupanya cukup menggiurkan.

Dia mengatakan 1 gram telur dijual dengan harga Rp 10.000.

Uang hasil penjualan 50 persen untuk warga, 20 persen disisihkan untuk beasiswa sekolah dan 30 persen lainnya untuk pendamping.

Aksin (40), warga setempat yang membudidayakan lalat tentara hitam mengatakan, baru satu bulan melakukan budi daya dengan kandang berukuran 150 cm x 60 cm.

Baca Juga : Dirawat Sejak Kecil, Babi Peliharaan Ini Malah Dibantai oleh Tetangga Sendiri untuk Dijadikan Makan Malam