Advertorial

Ceplukan Semakin 'Naik Kelas', Ilmuwan Akan Menjadikannya 'The Next Strawberry' sehingga Mudah Dibudidayakan

Moh. Habib Asyhad
Masrurroh Ummu Kulsum
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Buah ceplukan tidak akan lagi di pandang sebelah mata, para ilmuwan sedang melakukan penelitian untuk menjadikannya stroberi selanjutnya.
Buah ceplukan tidak akan lagi di pandang sebelah mata, para ilmuwan sedang melakukan penelitian untuk menjadikannya stroberi selanjutnya.

Intisari-Online.com – Ceplukan sangat mudah kita temukan di lahan kosong di sebelah rumah kita yang tumbuh dengan liar.

Pada masanya, boro-boromembudidayakannya, mengambil untuk memakannya pun mungkin kita enggan.

Tapi seiring waktu, ceplukan berubah nasibnya. Ia tak lagi jadi tanaman yang disingkirkan ketika tumbuh lebat.

Lebih dari itu, wujudnya kini sering mejeng di swalayan-swalayan kelas atas dengan harga yang mentereng.

Dan sepertinya, sebentar lagi ceplukan akan semakin naik kelas. Beberapa ilmuan berencana menjadikannya sebagai "the next strawberry".

Dikutip dari laman Inverse, dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam Jurnal Nature Plants pada Senin (1/10), para peneliti akan mengubah ceplukan lebih cocok untuk dibudidayakan.

Baca Juga : Kini Harganya Selangit, Apa Sih Keistimewaan dan Manfaat Buah Ceplukan yang Dulu Dicampakkan Itu?

Para peneliti tersebut akan menggunakan teknologi pengeditan gen CRISPR yang diaplikasikan pada buah bernama Latin Physalis pruinosa itu.

Buah yang dalam Bahasa Inggris dikenal sebagai ground cherry ini memiliki rasa yang manis, di mana besarnya seukuran dengan buah ceri, serta dilindungi dengan kulit tipis.

Tanaman yang juga dikenal sebagai "tanaman orphan" ini sudah memiliki beberapa karakteristik yang diinginkan tetapi belum cukup untuk membuat petani mau membudidayakannya.

Dengan teknologi CRISPR, para peneliti berpikir buah ini akan bisa semakin menembus rak supermarket.

"Dengan beberapa perbaikan, mungkin itu bisa menjadi tanaman buah khusus di Amerika Serikat dan memberikan petani pilihan lain untuk bertani tanaman buah bukan pohon," kata Joyce Van Eck, Ph.D. , seorang ahli bioteknologi tanaman di Boyce Thompson Institute.

Tim peneliti memilih ceplukan sebagai obyek penelitian mereka dikarenakan tanaman ini masih masuk dalam keluarga Solanaceae, yang terkait dengan tomat (serta kentang, tembakau, terong, dan cabai).

Sebelumnya, mereka telah menggunakan teknologi pengeditan gen untuk meningkatkan produktivitas, ukuran buah, dan kualitas tomat.

Bersama rekan-rekan di Cornell University dan Cold Spring Harbor Laboratory, Van Eck dan timnya telah menemukan, menerapkan teknologi seperti itu memang mungkin dilakukan pada ceplukan.

Dengan mengedit gen yang terkait dengan pertumbuhan tak tentu dan membuat tunas tanaman berhenti tumbuh setelah mereka menghasilkan bunga, mereka berhasil mengubah ceplukan menjadi tanaman rambat.

Baca Juga : Pernah Diperlakukan Bak Binatang, Pria Ini Berhasil Nikahi Gadis Bangsawan Lewat Sebuah 'Pengorbanan'

"Kami telah mengambil sesuatu yang sangat liar dan tidak terkendali dan agak menjinakkannya, membuatnya lebih kompak, kebiasaan pertumbuhan yang lebih mudah untuk ditangani," kata Van Eck.

Ini adalah sifat yang penting bagi petani untuk memanfaat ruang yang efisien.

Selanjutnya, para peneliti akan mengkaji gen yang terkait dengan kandungan gula untuk membuat buah lebih manis.

Namun melihat ceplukan di masa mendatang ada di supermarket bukan tanpa hambatan besar.

Ini karena teknologi CRIPS dipatenkan oleh oleh Broad Institute.

Setiap produk yang dibuat menggunakan itu tidak dapat dijual kecuali para ilmuwan di belakangnya membayar ratusan ribu dolar untuk hak untuk menggunakannya.

Baca Juga : Panglima Besar Sudirman, Manusia Multidimensi yang Rela Korbankan Segalanya

Artikel Terkait