Find Us On Social Media :

Kasus Penganiayaan Audrey: Kenapa Remaja Cenderung Begitu Emosional?

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 11 April 2019 | 13:30 WIB

 

Intisari-Online.com - Tiga orang siswi yang diduga terlibat dalam kasus pengeroyokan siswi SMP di Pontinak bernama Audrey resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian, Rabu (10/4/2019).

Mereka merupakan siswi SMA di Pontianak, F (17), T (17) dan C (17).

Kapolresta mengatakan bahwa dasar penetapan tersangka ini adalah pemeriksaan sejumlah saksi dan hasil rekam medis Rumah Sakit Pro Medika Pontianak.

Kapolresta menjelaskan, penganiayaan yang dilakukan tersangka dilakukan bergiliran satu per satu di dua tempat.

Baca Juga : Ditetapkan Sebagai Tersangka, Pengeroyok Audrey Bisa Bebas dari Hukuman karena 'Hanya' Dikenai Tuduhan Penganiayaan Ringan Sesuai Hasil Visum

"Dalam pemeriksaan pelaku, mereka mengakui perbuatannya menganiaya korban," kata Anwar sebagaimana dilansir Tribunnews.com, Kamis (11/4).

Menurutnya, tersangka dikenakan pasal 80 ayat 1 Undang-undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman penjara tiga tahun enam bulan.

Mengenai kronologi kejadian, pelaku pun membeberkan semua berawal dari saling sindir di instagram.

Mereka juga sempat terjadi aksi kejar sehingga perkelahian terjadi di dua lokasi berbeda yakni di Taman Akcaya dan Jalan Sulawesi.

Baca Juga : Di Desa Trunyan, Mayat-mayat 'Diletakkan Begitu Saja' di Bawah Pohon Menyan Tanpa Dikubur

Lebih jauh, kapolresta juga mengungkap adanya diagnosa awal depresi pasca trauma terhadap korban.

Namun, terlepas dari kasus penganiayaan Audrey, mengapa remaja cenderung begitu emosional?

 

Dilansir dari Psychology Today, ada penjelasan bagus dari ilmu saraf untuk menjawab pertanyaan ini.

Sistem emosional adalah struktur otak limbik, sedangkan sistem logis adalah daerah depan pada sistem frontal.

Sistem limbik berisi area otak yang penting untuk emosi, dorongan, penghargaan dan motivasi.

Baca Juga : Waspada, di Usia Inilah Pria Biasanya Alami Puber Kedua, Ini Tanda-tandanya

Sistem frontal berisi bidang-bidang yang penting untuk pengambilan keputusan, kontrol impuls dan penghindaran kecurangan yang diterima secara sosial.

Kedua sistem ini memiliki jadwal pengembangan yang berbeda.

Selain itu, koneksi di antarakeduanya juga akan menjadi matang sepanjang masa-masa remaja.

Pada usia berapa pun, struktur limbik ini terhubung erat.

Baca Juga : Demi Adiknya, Gadis Ini Relakan Sumsum Tulang dan Korbankan Peluang Masuk Universitas Bergengsi

Tapi, ada beberapa perbedaan penting dalam otak remaja dibanding dengan orang dewasa.

Perbedaan-perbedaan ini membantu menjelaskan mengapa remaja kadang-kadang dipandang terlalu emosional.

Pada awal masa remaja, sistem limbik kurang berkembang dan terputus dari area otak rasional non-limbik, yang berkembang jauh lebih lambat.

Sistem limbik di dalam otak manusia memiliki bagian yang disebut amigdala.

Baca Juga : Ilmuwan Peringatkan Munculnya Jamur yang Sangat Kebal dari Obat, Mulai Menyebar ke Seluruh Dunia

Amiglada inilah yang mengakibatkan remaja cenderung suka gosip, senang menyebarkan kabar buruk dan rumor.

Ketika remaja semakin bertambah usia (awal 20-an), pengembangan memperluas jalur komunikasi cepat ke sistem limbik, dan berfungsi sebagai 'rem' atau penghambat gosip yang berlebihan.

Singkatnya, remaja sangat emosional karena amigdala hiperaktif yang menghasilkan banyak alarm palsu.

Dan, koneksi lambat yang tidak efisien antara bagian otak yang lebih rasional dengan amigdala emosional.

Baca Juga : Hanya Gunakan Sampo, Wanita Ini Bagikan Trik Luar Biasa Untuk Obati Gejala Cacar Air Anaknya

Yaitu, sistem penghambatan yang salah dan rem longgar saja.

Otak remaja memang tengah mengalami renovasi besar-besaran.

Sehingga itu menjadi tugas orang tua atau pendidik untuk menjadi penasihat terbaik bagi remaja guna mendorong pertumbuhan otak yang lebih sehat.

Baca Juga : Padahal Bisa Beli Pulau Seharga Rp113 Miliar, Pria Ini Malah Diciduk Polisi Sedang 'Nguntit' Barang di Sebuah Toko