Find Us On Social Media :

Apakah Berbahaya Melakukan Vaksinasi Berulang? Ini Jawaban Dokter

By Natalia Mandiriani, Jumat, 29 Maret 2019 | 08:30 WIB

Artinya, kalau masih ada orang yang belum divaksin dalam suatu lingkungan, orang yang telah divaksin tetap berisiko.

Prinsipnya sebenarnya, vaksin bukan hanya untuk anak-anak, melainkan semua orang.

Vaksinasi dewasa justru sama pentingnya dengan vaksinasi masa anak-anak. Jenis vaksinnya juga sama, hanya beda dosis dan frekuensi pemberiannya saja.

Bayi baru lahir dan anak-anak diprioritaskan karena dianggap daya tahan tubuhnya belum begitu baik.

Setelah vaksinasi pada usia anak-anak, ada vaksin yang perlu diulang dalam jangka waktu tertentu saat dewasa bahkan lansia.

Baca Juga : Benarkan Anak Tetap Sehat Walau Tak Pernah Dapat Vaksin Sejak Bayi? Ini Jawaban Dokter

Jenis vaksin yang biasanya diperlukan orang dewasa seperti vaksin influenza, dianjurkan disuntik setahun sekali.

Kemudian vaksin difteri dianjurkan untuk diulang setiap 10 tahun. Termasuk juga vaksin hepatitis B, diulang setiap lima tahun.

Banyak sekali vaksinasi dewasa yang perlu. Silakan berkonsultasi dengan dokter, vaksin mana yang lebih diprioritaskan bagi Anda. Beberapa jenis vaksin seperti hepatitis B, HPV, difteri, perlu didahulukan.

Adakalanya seseorang lupa atau tidak tahu status vaksinasinya atau merasa tidak yakin dengan efektivitas vaksin sebelumnya sehingga ia ingin divaksin ulang.

Perlu diketahui, hal ini tidak bahaya sama sekali.

Kalau kita lupa atau tidak tahu soal status vaksin, silakan vaksinasi kembali. Tidak ada risiko dari akumulasi vaksin maupun vaksinasi berulang.

Baca Juga : Benarkah Tubuh akan Makin 'Kebal' Jika Berulang Kali Divaksin? Atau Justru Malah Berbahaya?

Artikel ini telah tayang di Majalah Intisari dengan judul "Vaksinasi Berulang Apakah Berbahaya?" oleh Tika Anggreni Purba dengan narasumber dr. Chandra Wiguna, Sp.PD (Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Jakarta).