Advertorial
Intisari-Online.com – Beberapa waktu lalu ada berita tentang orangtua menolak memberikan vaksin terhadap anaknya.
Alasannya pun berbagai.
Seperti tidak tahu apakah vaksin tersebut halal atau tidak hingga percaya bahwa anak mereka akan baik-baik saja tanpa vaksin.
Intinya, selalu ada alasan bagi kelompok antivaksin untuk membenarkan sikapnya.
Baca Juga : Lemak Perut Dapat Menyusutkan Otak dan Buruk untuk Jantung, Kok Bisa?
Tapi benarkah anak tetap sehat walau tak pernah dapat vaksin sejak bayi?
"Saya juga pernah datang ke sebuah diskusi dengan ibu-ibu antivaksin,” kata Prof.dr.Sri Rezeki Hadinegoro Sp.A(K), dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
“Ada seorang ibu yang membawa bayinya untuk dipamerkan kalau keenam anak-anaknya tidak divaksin tapi tetap sehat.”
Ia menjelaskan, semakin banyak anak-anak yang mendapat imunisasi secara lengkap, maka anak yang tidak divaksin pun akan terlindungi dari penyakit.
"Itu namanya herd immunity atau kekebalan komunitas," ujar Sri.
Herd immunity hanya dapat tercapai jika cakupan imunisasinya tinggi dan merata. Faktanya, di Indonesia cakupan imunisasi di beberapa daerah masih rendah.
Baca Juga : Kisah Ibu Paling Produktif Dalam Sejarah, Hamil 27 Kali dan Lahirkan 69 Anak
Tak mengherankan jika dalam beberapa tahun terakhir beberapa penyakit kembali mewabah. Sri mengatakan, ada banyak faktor yang membuat cakupan imunisasi rendah.
Salah satunya adalah menyebarnya pandangan antivaksin, baik yang karena alasan agama atau hanya ikut-ikutan saja.
"Pandangan itu disebarkan melalui media sosial dan dipercaya banyak orang. Mereka sangat pintar memutar balikkan fakta," kata Ketua Indonesian Techinal Advisory Group on Immunization (ITAGI) ini.
Ditambahkan oleh Dr.dr.Hindra Irawan Satari SpA(K), kampanye soal manfaat vaksin memang harus terus diulang.
“Kita harus terus konsisten. Jangan malas dan bosan, karena itulah yang ditunggu oleh kelompok antivaksin,” tandas Hinki. (Lusia Kus Anna)
(Artikel ini telah tayang diKompas.com dengan judul "Tak Diimunisasi, Mengapa Ada Anak yang Tetap Sehat?")
Baca Juga : Kisah Ibu Paling Produktif Dalam Sejarah, Hamil 27 Kali dan Lahirkan 69 Anak