Find Us On Social Media :

Kisah Sang Sultan, Ida Pfeiffer, dan Taman Sari, Tempat Wisata yang Instagram-able di Yogyakarta

By Intisari Online, Selasa, 19 Maret 2019 | 21:00 WIB

Sosok Ida Laura Reyer Pfeiffer dalam busana melancong dari kain linen warna kelabu karya Litografi oleh Adolf Dauthage.

Dia mengenakan penutup kepala dari Bali, yang lapisan dalamnya berupa daun pisang. Dia juga tetap memakai gaun, namun di atas pantalon pendeknya.

Ketika perjalanan hujan, menunggang kuda, belum lagi ketika menyeberang sungai, gaun panjang bisa menjadi bencana. Ida membawa jaring dan wadah berselempang untuk spesimen serangga.

Kisah tentang Ida Pfeiffer ini merupakan cuplikan dari A Lady's Second Journey Round the World: From London to the Cape of Good Hope, Borneo, Java, Sumatra, Celebes, Ceram, the Moluccas, Etc., California, Panama, Peru, Ecuador, and the United States, Volume 1.

Buku tersebut merupakan catatan perjalanan Ida yang terbit di London pada 1855.

Tahun ini, tepat 164 tahun silam, catatan perjalanan Ida Laura Reyer Pfieffer pertama kali diterbitkan di Wina, yang berjudul Reise einer Wienerin in das Heilige Land (Perjalanan Seorang Perempuan Wina ke Tanah Suci).

Untuk mengenang penerbitan tersebut, web National Geographic Indonesia mengisahkan kembali serangkaian petualangannya tatkala dia berjejak di Hindia Belanda. (Mahandis Yoanata Thamrin)

(Artikel ini sudah tayang di nationalgeographic.grid.id dengan judul “Sang Sultan dan Tamansari dalam Catatan Perempuan Eropa Abad Ke-19”)

Baca Juga : Tak Bikin Malu, Justru Kebiasaan Kentut di Depan Pasangan Bisa Buat Hubungan Lebih Bahagia