Find Us On Social Media :

Kisah Sang Sultan, Ida Pfeiffer, dan Taman Sari, Tempat Wisata yang Instagram-able di Yogyakarta

By Intisari Online, Selasa, 19 Maret 2019 | 21:00 WIB

Intisari-Online.com – Jika Anda sedang berkunjung ke Yogyakarta, tempat wisata apa yang sering Anda kunjungi?

Diketahui Yogyakarta memiliki segudang tempat wisata menarik yang wajib dikunjung. Salah salah satunya adalah Taman Air.

Namun tahukah Anda bagaimana sejarah Taman Sari?

Seperti ini sejarahnya seperti dilansir dari nationalgeographic.grid.id pada Selasa (19/3/2019).

Baca Juga : Obati Gigitan Ular Hingga Diabetes, Ini 10 Manfaat Tanaman Putri Malu

Ida Pfeiffer (14 Oktober 1779—27 Oktober 1858) merupakan seorang pelancong perempuan tomboi asal Wina, Austria.

Dia mulai melancong pada 1836. Dan, Ida mengawali rute melancong keliling dunianya yang kedua pada awal 1851.

Akhir tahun itu dia sudah menjejakkan kakinya di Sarawak, Borneo. Pada Februari 1852, dialah perempuan Eropa pertama yang melancongi pedalaman Hindia Belanda.

Pada akhir November 1852, Ida berkunjung ke Keraton Yogyakarta. Istana itu dikelilingi tembok tinggi, ungkapnya, dan di dalamnya terdapat taman, permandian, dan semacam perkantoran.

“Salah satu bangunan dinamakan Tamansari atau Istana Air,” catatnya, “karena berlokasi di bawah air, begitulah sepanjang cerita pada awalnya.”

“Bangunan itu dirancang oleh para arsitek Portugis pada 1754.”

Lokasi tepatnya di sisi barat laut Keraton.

“Tamansari” bisa juga diartikan sebagai “Taman Mewangi”. Sementara, para pencatat asal Belanda menyebutnya “Waterkasteel”—puri di tengah kolam.