Find Us On Social Media :

Kisah Sang Sultan, Ida Pfeiffer, dan Taman Sari, Tempat Wisata yang Instagram-able di Yogyakarta

By Intisari Online, Selasa, 19 Maret 2019 | 21:00 WIB

“Barangkali itu semacam cara sopan untuk melindungi tinggalan sakral milik mereka dari rasa ingin tahu orang Eropa.”

Ida melanjutkan, “Lantaran Sultan Pertama yang membangun kerajaan ini pernah tidur di atasnya.”

Sebelum berkunjung ke Keraton, Ida berkesempatan menemui Residen Yogyakarta di Wisma Residen yang juga berlokasi di jantung kota itu.

Tampaknya Ida punya kesan tersendiri tentang bangunan wisma itu.

“Saya belum pernah melihat sebelumnya,” ujarnya.

“Saya sangat menyukai bangunan yang tampaknya dibangun sebagai penghormatan untuk orang Eropa.”

Ida juga mencatat Sultan kerap mengadakan pertemuan tak resmi bersama orang-orang Eropa di wisma residen, rumah orang Eropa lainnya, atau di klub sosialita.

Di tempat terakhir itu, “Dia [Sultan] kerap bermain kartu atau biliar, juga hiburan ala Eropa yang kerap digelar di situ,” ungkapnya.

Baca Juga : Bocah Tewas Kesetrum Saat Main Ponsel yang di Charger: Awas! Main Ponsel yang Sedang 'Di-charge' Bisa Sebabkan Kita Kesetrum

Mary Somers Heidhues, ahli sejarah politik dari University of Göttingen, menyingkap kiprah pelancong ini dalam Woman on the Road: Ida Pfeiffer in the Indies, terbit di jurnal Archipel pada 2004.

“Seorang wanita mengitari dunia telah memberikan para pembaca muda sebuah kajian atau pemikiran, sementara perempuan lain di Hindia masih sangat terbatas dalam gerakan mereka,” tulisnya dalam jurnal tersebut.

“Barangkali catatan perjalanannya kelak membangkitkan sebuah ‘imajinasi’ tentang Hindia, yang kemudian menjadi Indonesia.”