Find Us On Social Media :

Menyisir Jejak Orang Jawa dan Melayu Kalimantan di Kepulauan Cocos Australia

By Trisna Wulandari, Senin, 4 Maret 2019 | 14:30 WIB

Jumlah penduduk Kepulauan Cocos hanya sekitar 500-600 jiwa dengan berpusat di Pulau Home.

Rumah-rumah penduduk terpusat menjadi satu dalam sebuah kampung.

Di sana pula terdapat makam para leluhur yang sangat dihormati oleh masyarakat setempat.

Menjelang bulan Ramadan atau saat Idul Fitri, makam tersebut akan ramai dikunjungi masyarakat setempat yang tak lain keturunan mereka.

Tradisi ini tentu mengingatkan kita pada kebiasaan orang-orang Indonesia berziarah kubur menjelang hari raya.

Sebuah masjid besar terdapat di Pulau Home.

Masyarakat setempat umumnya memang beragama Islam dan memakai baju muslim.

Hanya saja, orang-orang keturunan Jawa kemudian bercampur juga dengan keturunan Melayu dari Malaysia, hingga pakaian adat mereka juga lebih mirip Melayu.

Pakaian itu sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pakaian daerah dari Kalimantan Timur.

Bahasa Melayu serta bahasa Inggris sehari-hari menjadi bahasa masyarakat setempat.

Menurut beberapa warga, bahasa ini sebenarnya tidak sama persis dengan bahasa Melayu Malaysia.

Baca Juga : Mengenal Raja Ali Haji, Tokoh Bahasa Melayu dari Kepulauan Riau

Berbeda juga dengan bahasa Indonesia.

Pengetahuan berbahasa ini rupanya sangat dipengaruhi saudara-saudara mereka yang tinggal di daerah Sabah dan Serawak di Pulau Kalimantan.

Karena letak Pulau Cocos yang lebih dekat ke Indonesia, maka saluran TV yang mereka tonton sama seperti di Indonesia.

Mereka tahu acara-acara dan artis-artis Indonesia dari program-program TV ini.

Saat pesta pun, mereka memiliki kebiasaan menari Poco-poco asal Sulawesi.  

Menariknya, di Pulau Cocos juga terdapat kain batik yang hanya digunakan saat acara pernikahan.

Batik tersebut merupakan peninggalan nenek moyang dan terus dilestarikan.

Hanya saja sekarang mereka kesulitan untuk membuat batik sendiri karena ketiadaan ahli dan peralatan.

Kebiasaan dan model rumah penduduk setempat juga masih sama dengan model rumah penduduk di Jawa yang menempatkan dapur di bagian belakang maupun di luar rumah.

Padahal, bentuk bangunannya sudah modern. Dalam memasak, layaknya perempuan Jawa, mereka juga menggunakan berbagai bumbu.

Baca Juga : Yuk, Kenali Motif Indah Batik Papua, Seperti yang Dipakai Salah Satu Maskot Asian Games 2018