Find Us On Social Media :

Menyisir Jejak Orang Jawa dan Melayu Kalimantan di Kepulauan Cocos Australia

By Trisna Wulandari, Senin, 4 Maret 2019 | 14:30 WIB

Intisari-Online.com - Keunikan sebagian masyarakat Kepulauan Cocos itu tak lepas dari sejarah masa silam.

Di masa pemerintahan kolonial Belanda, banyak budak yang dibawa pihak penjajah ke tempat lain.

Begitu pula dengan Kapten John Clunies-Ross asal Skotlandia yang pada 1814 mengarungi lautan dengan membawa sejumlah budak asal Jawa dan Melayu.

Sampai pada akhirnya perjalanan para pelaut itu berhenti di salah satu pulau penuh pohon kelapa yang luasnya hanya 14 km2.

Baca Juga : Kisah Orang Jawa di Luar Negeri, Tak Berhenti Pertahankan Budaya Leluhur Meski Puluhan Tahun Tinggal di Negeri Orang

Kapten Clunies-Ross memutuskan untuk berhenti dan membangun kehidupan di sana. 

Di tengah kehidupan yang baru, rupanya banyak budak yang masih membawa kebiasaan dan budaya mereka dari Indonesia.

Misalnya, sebagai sarana hiburan, mereka membuat hiburan wayang kulit dari bahan kulit ikan hiu dan ikan pari.

Peninggalan semacam ini masih bisa kita lihat di museum di Kepulauan Cocos.

Tradisi kerupuk dari sisa nasi  

Kepulauan Cocos terdiri atas dua pulau besar yakni Pulau Home Cocos dan Pulau Barat.

Keturunan Jawa dan Melayu umumnya bermukim di Pulau Home Cocos.

Berbeda dengan Pulau Barat yang kebanyakan dihuni orang-orang kulit putih.

Menariknya, meski berbeda tempat huniannya, mereka sangatlah sangat rukun.

Kepulauan Cocos sebelumnya dimiliki Kerajaan Inggris hingga kemudian pada 1886 diberikan kepada keluarga Clunies-Ross.

Pada 1955, Kepulauan Cocos kemudian berpindah tangan kembali dan menjadi wilayah dari Australia Bagian Barat.

Selain dua pulau besar itu, terdapat juga Pulau Direction yang pernah menjadi saksi dari Perang Dunia I yaitu pertempuran antara Kapal Emden Jerman dengan pasukan Australia.

Perang di pulau ini merupakan pertempuran laut pertama yang dimenangkan Australia. 

Wilayah Kepulauan Cocos kembali ingin dikuasai pihak luar pada PD II akibat pemberontakan dari pihak Britania sendiri.

Namun pemberontakan berhasil dipadamkan. Setelah perang usai, wilayah ini sempat diberikan kepada Singapura sebelum akhirnya menjadi bagian dari Australia.

Baca Juga : Mengungkap Asal-Usul Manusia Lewat DNA Mitokondria: Nenek Moyang Orang Jawa dan Bali