Advertorial
Intisari-Online.com- Untuk Asian Games 2018 ini, Indonesia sebagai tuan rumah memperkenalkan tiga maskotnya yang lucu-lucu.
Maskot-maskot itu pun digambarkan dapat menggambarkan Indonesia yang bernaung di bawah folosofi Bhinneka Tunggal Ika.
Yuk kenalan! Pertama ada Bhin Bhin, burung Cendrawasih (Paradisaea Apoda) yang mengenakan rompi bermotif Asmat dari Papua.
Kedua adalah Atung, seekor rusa Bawean (Hyelaphus Kuhlii) periang dengan sarung motif tumpal dari Jakarta.
Baca Juga:Gadis yang 'Mati' Karena Serangan Jantung Ini Selamat Setelah Ibunya Memohon untuk Melihat Putrinya
Baca Juga:‘Selangkah Lagi akan Diserang Korut’, Direktur CIA Minta Donald Trump Segera Ambil ‘Tindakan Nyata’
Pelengkap mereka adalah Kaka, badak bercula satu ramah yang mengenakan pakaian tradisional dengan motif bunga khas Palembang.
Dengan ketiga maskot dari berbagai daerah dan latar kebudayaan yang berbeda ini juga dinilai dapat menggambarkan keberagaman sekaligus persatuan Indonesia.
Nah, untuk itu perlu diketahui juga bahwa batik tidak melulu dari Jawa, ada juga yang berasal dari Papua, lho!
Batik Papua tak kalah indahnya dengan batik dari daerah lainnya.
Dilansir dari infobatik.id, batik Papua semakin berkembang produksinya pada 1985 ketika Indonesia mendapatkan bantuan dari The United Nations Development Programme (UNDP) untuk memberdayakan kebudayaan daerah Indonesia Timur.
Motif-motif Batik
Motif yang paling terkenal adalah yang juga dipakai oleh Bhin Bhin, maskot Asian Games, yakni motif Asmat.
Motif terkenal lainnya, yakni motif batik burung cendrawasih.
Baca Juga:Jangan Pernah Lagi Makan Nasi Sisa Kemarin, Akibatnya Bisa Sangat Berbahaya
Mereka memasukkan patung yang berdiri juga dalam membatik, yang disebut sebagai motif batik kamoro.
Motif batik sentani memiliki ciri khas gambar alur batang kayu yang melingkar-lingkar.
Motif dengan sentuhan garis emas ini disebut sebagai batik prada.
Tifa Honai, adalah motif dengan nilai filosofis yang mendalam.
Ia diartikan sebagai kebahagiaan atau rumah yang dipenuhi dengan kebahagiaan.
Beberapa ornamen/ motif yang seringkali digunakan dan menjadi tema utama dalam proses pemahatan patung dan batik suku asmat adalah adopsi tema dari nenek moyang terdahulu.
Baca Juga:‘Selangkah Lagi akan Diserang Korut’, Direktur CIA Minta Donald Trump Segera Ambil ‘Tindakan Nyata’