Find Us On Social Media :

Melukai Kulit Agar Menyerupai Buaya, Apa Tujuan Suku Chambri di Papua Nugini Ini Melakukan Tradisi Skarifikasi?

By Intisari Online, Minggu, 3 Maret 2019 | 10:30 WIB

Proses skarifikasi ini sendiri berlangsung selama dua jam.

Kulit mereka akan disayat sepanjang 2 cm, dilakukan berulang hingga membentuk pola mengalir di punggung, lengan, dada, dan bokong mereka untuk menampilkan imitasi tubuh buaya.

Proses pemotongan dan penyembuhan akan dilakukan berkali-kali agar menghasilkan tanda yang permanen. 

Meski menyakitkan, tetapi anak laki-laki tidak boleh menunjukan rasa sakit selama prosesi ini.

Baca Juga : Terjatuh di Jalan Hingga Otaknya Alami Pendarahan, Secara Ajaib Pria Ini Berhasil Terbangun dari Koma

Tujuannya adalah agar menggambarkan karakter disiplin, fokus, dan dedikasi.  

Untuk menghilangkan rasa sakit, mereka hanya mengunyah daun tanaman obat.

Seorang anak laki-laki harus menunjukan kekuatan yang cukup untuk membuktikan bahwa ia adalah seorang laki-laki. 

Penduduk suku Chambri percaya bahwa dengan menahan rasa sakit yang luar biasa di usia muda, mereka akan lebih siap untuk menahan rasa sakit di kemudian hari.

Baca Juga : Gadis 13 Tahun Ini Harus Menjadi Tulang Punggung dan Merawat 2 Adiknya Usai Ditinggal Minggat Ibunya

Setelah kulit disayat, mereka akan berbaring di dekat api sehingga asap tertiup ke dalam luka.

Kemudian, luka tersebut akan diolesi dengan tanah liat dan minyak pohon untuk mencegah infeksi dan memastikan mereka tetap terjaga bahkan setelah mereka sembuh.

Proses upacara tersebut akan selesai ketika anak laki-laki tersebut memakai hiasan kepala dan perhiasan.

Mereka secara resmi telah menjadi laki-laki. Mereka juga dapat mengambil bagian dalam upacara suku besar. (Nesa Alicia)

Artikel ini pernah tayang di nationalgeographic.grid.id dengan judul "Suku Chambri dan Tradisi Skarifikasi, Melukai Kulit Agar Menyerupai Buaya"

Baca Juga : Terkenal Sangat Disipilin, Ternyata Seperti Inilah Cara Orang Jepang Mendidik Anaknya