Find Us On Social Media :

Melukai Kulit Agar Menyerupai Buaya, Apa Tujuan Suku Chambri di Papua Nugini Ini Melakukan Tradisi Skarifikasi?

By Intisari Online, Minggu, 3 Maret 2019 | 10:30 WIB

Intisari-Online.com - Penduduk suku Chambri di provinsi Sepik Timur, Papua Nugini masih mempraktikan skarifikasi buaya, inisiasi bagi anak laki-laki yang telah memasuki fase dewasa. 

Penduduk Papua Nugini sangat memuja hewan reptil ini. Mereka menganggap buaya sebagai hewan spiritual dan simbolis. 

Menurut kepercayaan suku Chambri, buaya merupakan pemangsa yang kuat.

Kepercayaan ini diambil dari sebuah mitos kuno yang menceritakan kisah seekor buaya yang berimigrasi dari Sungai Sepik ke darat untuk menjadi manusia. 

Baca Juga : Mengenal Suku Tengger, Suku yang Tinggal di Gunung Bromo dan Merupakan Para Pengungsi Kerajaan Majapahit

Bagi anak laki-laki berusia 11 tahun, mereka akan mempertaruhkan hidup untuk mengambil bagian dalam ritual lama yang sudah menjadi tradisi turun temurun, sebagai penghormatan kepada buaya.

Dalam proses ini, kulit mereka akan dipotong dan dilukai sehingga membentuk sisik seperti kulit buaya.

Pada masa lalu, pemotongan ini menggunakan bambu yang diasah, tetapi saat ini para ketua adat menggunakan pisau silet.