Baca Juga : Inilah Racun yang akan Diserap Mata Anda Jika Sering Menatap Smartphone dalam Kegelapan
Proses skarifikasi ini sendiri berlangsung selama dua jam.
Kulit mereka akan disayat sepanjang 2 cm, dilakukan berulang hingga membentuk pola mengalir di punggung, lengan, dada, dan bokong mereka untuk menampilkan imitasi tubuh buaya.
Prosespemotongan dan penyembuhan akandilakukan berkali-kali agar menghasilkan tanda yangpermanen.
Meski menyakitkan, tetapi anak laki-laki tidak boleh menunjukan rasa sakit selama prosesi ini.
Baca Juga : Terjatuh di Jalan Hingga Otaknya Alami Pendarahan, Secara Ajaib Pria Ini Berhasil Terbangun dari Koma
Tujuannya adalah agar menggambarkan karakter disiplin, fokus, dan dedikasi.
Untuk menghilangkan rasa sakit,mereka hanya mengunyah daun tanaman obat.
Seorang anak laki-laki harus menunjukan kekuatan yang cukup untuk membuktikan bahwa ia adalahseorang laki-laki.
PenduduksukuChambri percaya bahwa dengan menahan rasa sakit yang luar biasadi usia muda, mereka akan lebih siap untuk menahan rasa sakit di kemudian hari.
Baca Juga : Gadis 13 Tahun Ini Harus Menjadi Tulang Punggung dan Merawat 2 Adiknya Usai Ditinggal Minggat Ibunya
Kemudian, luka tersebutakandiolesi dengantanah liat dan minyak pohon untuk mencegah infeksi dan memastikan mereka tetap terjaga bahkan setelah mereka sembuh.
Mereka secara resmitelah menjadi laki-laki. Mereka juga dapat mengambil bagian dalam upacarasukubesar. (Nesa Alicia)
Artikel ini pernah tayang dinationalgeographic.grid.id dengan judul "Suku Chambri dan Tradisi Skarifikasi, Melukai Kulit Agar Menyerupai Buaya"
Baca Juga : Terkenal Sangat Disipilin, Ternyata Seperti Inilah Cara Orang Jepang Mendidik Anaknya