Penulis
Intisari-Online.com – Untuk mendapatkan energi kita beraktivitas, maka kita selalu disarankan agar tidak meninggalkan makan pagi atau sarapan.
Sayangnya, karena merasa ‘dikejar’ oleh waktu, banyak warga kota yang mengorbankan sarapan.
Kalau pun mereka sempat sarapan, sambil berlari-lari, yang mereka makan pun seadanya, hanya segelas minuman manis, mi instan, atau gorengan.
Sarapan yang baik tentunya bukan cuma sekadar pengisi perut dan asal kenyang. Sarapan harus tetap bernutrisi.
Baca Juga : Ingin Dapatkan Berat Badan Ideal, Yuk Coba Sarapan Sehat Rendah Karbohidrat dengan Menu Berikut!
Menurut ahli gizi Dr.Rita Ramayulis, M.Kes, sarapan memiliki manfaat bagi fisik dan psikologis.
"Selain mengurangi rasa lapar, sarapan juga meningkatkan kemampuan kognitif, seperti daya ingat dan fokus," kata Rita dalam acara yang digelar oleh Nestle Nestum di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Bagi orang dewasa, sarapan pada pagi hari dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan tubuh saat bekerja, dan meningkatkan produktivitas kerja.
Bagi anak sekolah, sarapan dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan penyerapan pelajaran sehingga prestasi belajar lebih baik.
Baca Juga : Suka 'Sarapan' Teh Manis? Hati-hati, Ternyata Itu Memicu Kurang Gizi
Menu sarapan
Rita mengatakan, sebaiknya sarapan adalah makanan yang kita kunyah, bukan cuma diminum seperti teh manis.
Meski mungkin sudah merasa kenyang, segelas minuman manis tidak memenuhi kebutuhan gizi.
"Kalau sarapannya minum teh nanti kebutuhan energi kita tidak terpenuhi. Selain itu kita juga beresiko kekurangan serat, vitamin, atau pun protein," katanya.
Baca Juga : Suka Sarapan dengan Oatmeal? Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Jika Sarapan Oatmeal Setiap Hari
Kekurangan zat-zat gizi penting itu, lanjut Rita, dalam jangka panjang akan menyebabkan perubahan organ.
Misalnya saja massa otot berkurang, imunitas rendah, atau pada anak tulang tidak bisa berkembang.
Proses mengunyah makanan juga diperlukan karena berkaitan dengan keterampilan motorik kasar di mulut dan merangsang hormon tertentu yang menurunkan nafsu makan.
"Kita juga bisa mendapatkan rasa kenyang lebih lama," kata ahli gizi yang sudah menulis puluhan buku diet ini.
Baca Juga : Sering Mengantuk Setelah Sarapan? Jangan-jangan Selama Ini Anda Salah Pilih Menu Sarapan
Serat pangan
Salah satu indikator sarapan sehat adalah mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh, termasuk serat.
Sayangnya, kebanyakan menu sarapan orang Indonesia hanya terdiri dari karbohidrat dan lemak saja karena prinsipnya membuat kenyang.
Rita mengatakan, porsi ideal sarapan adalah memenuhi 20-35 persen kebutuhan kalori harian.
Baca Juga : Hati-hati, Ada 'Efek Domino' Mengerikan Jika Kita Sarapan Lebih dari Jam 9 Pagi
Untuk memberi rasa kenyang lebih lama, sarapan sebaiknya mengandung karbohidrat kompleks seperti serelia (grain) yang juga tinggi kandungan seratnya.
Nestle Indonesia memperkenalkan Nestum, bubur sereal sarapan dengan kombinasi grain yang praktis dan bernutrisi.
"Nestum mengandung Grainsmatra, yaitu kombinasi unik multigrain yang terdiri dari gandum utuh, beras, jagung, serat pangan, vitamin, dan mineral," kata Business Executive Officer Dairy Nestle Indonesia, Windy Cahyaning Wulan, dalam acara yang sama.
Nestum bubur sereal bisa dikonsumsi dengan cara ditambahkan susu dan potongan buah untuk menambah rasa, atau pun diolah menjadi berbagai menu sarapan lezat.
Baca Juga : Sering Sarapan dengan Roti Tawar? Ini Trik Menyimpan Roti Agar Lebih Awet
Misalnya saja membuatnya menjadi bubur ayam, nasi uduk, panekuk, hingga puding buah.
Ditambahkan oleh Corporate Nutrisionist Nestle Indonesia, Eka Hardiana, gizi yang terkandung dalam satu mangkuk Nestle Nestum setara dengan protein segelas yogurt, kalsium segelas susu, serat makanan dari selembar roti gandum. (Lusia Kus Anna) Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sarapan Bukan Asal Kenyang".