Find Us On Social Media :

Kisah Makam Serdadu dan Anjing Kesayangannya yang Dibantai Laskar Dipanagara

By Mahandis Yoanata Thamrin, Selasa, 5 Februari 2019 | 12:30 WIB

Dalam catatan harian itu dia mengisahkan Kapten Van Ingen berangkat bersama seratus serdadu infanteri untuk menghadang laskar Dipanagara di sekitar Nanggulan.

“Saya tidak tahu bagaimana dia [Van Ingen] memerankan dirinya sebagai komandan detasemen,” tulis Errembault dalam catatan hariannya. “Tetapi, dalam laporan [pejabat militer], dia dikatakan menjadi penyebab kemalangan sendiri.”

“Kapten Van Ingen dan 32 serdadu Eropa tewas dalam pertempuran,” tulis Errembault.

Lalu dia melanjutkan, “juga seorang pangeran Yogyakarta yang telah meninggalkan para pemberontak dan telah mengabdi pada pihak kami selama setahun terakhir—bersama 12 prajuritnya. Sejumlah empat belas orang turut terluka. Kedua meriam milik detasemen berhasil jatuh ke tangan musuh, namun hal itu tidak berlangsung lama.”

Demikianlah kisah akhir nan tragis Van Ingen pada 28 Desember 1828.

Bagaimana dengan nasib janda yang ditinggalkannya? Kala tengah malam dalam perjalanan dari Yogyakarta menuju Magelang, Errembault berjumpa dengan janda Van Ingen yang tampak masih bersedih.

“Sejatinya, ratapannya telah melelehkan air mata saya,” tulisnya. “Saya menghiburnya sebisa mungkin, mengatakan bahwa ini adalah nasib setiap wanita yang memiliki suami militer.”

“Nyonya Van Ingen pergi ke Salatiga untuk tinggal dengan salah satu teman sampai dia memutuskan untuk tinggal di suatu tempat,” lanjut Errembault. “Mungkin dia akan menjadi seperti banyak janda lainnya di Hindia, segera melupakan almarhum suaminya dan mendapatkan suami lain.”

Dalam kesempatan lain, saya bertanya kepada Peter Brian Ramsay Carey mengenai pertempuran tak seimbang dan makam Van Ingen. Carey merupakan salah satu sejarawan Inggris terkemuka yang mengabdikan sepanjang hayatnya untuk menyelisik sosok Pangeran Dipanagara.

Baca Juga : Dipercaya Mampu Selamatkan Nyawa, Inilah Penggunaan Belatung untuk Kebutuhan Medis di Zona Perang