Find Us On Social Media :

Kisah Heroik Seorang Pelari yang Rela Mengakhiri Larinya Demi Menyelamatkan Nyawa Seseorang

By Agus Surono, Minggu, 10 Februari 2019 | 19:30 WIB

Ted, rela menunda larinya melihat ada pelari lain yang pingsan di lintasan.

Ketika Stranger memeriksa denyut nadi di pergelangan tangan, dia tidak merasakan adanya denyut.

Tanpa ragu-ragu, Stranger lantas melakukan CPR (cardiopulmonary resuscitation). Ketika kompresi dada tak berhasil menyadarkan pelari yang pingsan itu, ia berteriak ke polisi terdekat minta defibrillator, alat pengejut jantung. Beruntung, ada tenda medis sekitar 400 meter dari situ.

“Rasanya pujian tak cukup buat tenaga medis dan petugas polisi itu. New York selalu sigap untuk kondisi darurat bagaimana pun juga. Saya bisa mendapatkan defibrillator dalam sekejap,” kata Stranger.

Dalam persoalan jantung, waktu sangat berarti. Strange melanjutkan melakukan CPR. Tapi ia kemudian mengalami kram hebat sehingga petugas polisi mengambil alih tindakan itu.

Baca Juga : Begini Cara Sederhana Mengetahui Kesehatan Gigi Tanpa Perlu ke Dokter, Yuk Coba!

Mereka kemudian memasang defibrillator dan mengirimkan kejutan seperti yang disarankan mesin.

Namun, wanita itu masih tak memberi respon. Ketika mereka memberikan kejutan lagi, wanita itu masih saja diam. Baru pada kejutan keempat, wanita itu bergerak dan bernapas.

“Denyutnya mulai muncul dan kami semua merasa lega,” kata Stranger.

Wanita itu kemudian segera dibawa ke RS. Strange menunggu sampai wanita itu dimasukkan ke ambulans dan bergerak menuju RS.

Baca Juga : Ini 10 Kombinasi Makanan yang Tidak Boleh Dimakan Secara Bersamaan karena Bisa Membahayakan Kesehatan